Lensapapua, Jagat maya Indonesia digemparkan dengan ujaran rasis melalui meme yang menyandingkan salah seorang tokoh asal Papua dengan hewan.
Adalah pemilik akun Facebook Ambroncius Nababan memposting meme yang menyandingkan foto Natalius Pigai dan hewan primata.
Menanggapi hal itu, Ketua Dewan Adat Papua (DAP) Wilayah III DOMBERAY, Paul Finsen Mayor mengutuk keras perbuatan Ambroncius Nababan.
‘Ini Jelas sudah berindikasi perbuatan pidana sebagaimana dimaksud dalam Undang Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE)”, geram Mayor.
Selain itu, ujaran rasis yang diposting Ambroncius Nababan sekira pada tanggal 21 Januari 2021 lalu itu sangat menciderai jiwa Bhineka Tunggal Ika sebagai semboyan bangsa Indonesia.
“Masalah hal ini harus segera diusut secara hukum sesuai ketentuan UU Nomor 8 Tahun 1981 tentang Kitab Undang Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP). Menurut kami, Dugaan penghinaan yang dilakukan oleh pemilik akun Amboroncius Nababan ini jelas sangat menusuk hati saudara kami, Pigay dan kaum kerabatnya di Tanah Papua, baik yang berhubungan keluarga dekat atau jauh dengan Natalius Pigay. Maupun sesama rumpun Melanesia di Tanah Papua,” kata Paul Finsen Mayor.
Sebagaimana kasus rasis serupa pernah terjadi pada pertengahan 2019 silam yang berdampak pada muncul aksi unjuk rasa solidaritas di seluruh Tanah Papua dan berujung kericuhan di berbagai daerah.
“Oleh karena itu demi menghindari kemungkinan adanya aksi-aksi semacam 19 Agustus 2019, Maka, sangat penting aparat kepolisian di Indonesia dan Tanah Papua, segera bertindak untuk mengurusi dan menindak tegas terduga pelaku tersebut menurut hukum yang berlaku.” Desak Ketua DAP Wilayah III.
“Tindakan-tindakan seperti yang dilakukan oleh yang bersangkutan ini sangat menciderai kehidupan berbangsa dan bernegara. watak seperti ini, wajib dibawa ke ranah hukum agar ada efek jerah.” Imbuhnya.
Dengan lantang Ketua DAP Wilayah III DOMBERAY memberi peringatan keras bagi siapa saja yang ingin mengadu domba sesama anak bangsa dengan jalan rasisme ataupun lainnya, agar segera angkat kaki dari Tanah Papua.
“Kedepan jangan ada lagi Orang atau masyarakat yang hidup di Tanah Papua dengan watak seperti ini. Kalau ada yang punya watak perpecahan seperti ini sebaiknya keluar dari Tanah Papua, Tanah Adat Kami, Tanah Leluhur Kami. red
