Sosial  

Gubernur DI Yogya Minta Bentuk Paguyuban Alumni Gajah Mada

banner 120x600
banner 468x60

IMG_1425

Lensapapua– Gubernur DI Yogya Sri Sultan Hamengkubuwono ke-X dihadapan Bupati dan Wakil Bupati Sorong meminta agar lulusan atau alumni UGM  yang berasal dari daerah ini  bisa membentuk sebuah organisasi paguyuban namanya Alumni Gajah Mada (Agama), ujarnya di Aimas, Rabu (26/11).

banner 325x300

Permintaan Gubernur DI Yogya tersebut, ketika melakukan kunjungan kerja dan sekaligus bersilaturahmi dengan warga DIY yang akan melasanakan peringatan Hut DIY di Kabupaten Sorong ke 34 yang berlangsung,  Kamis  27 November 2014.

Kata Gubernur DIY, saya juga tahu bahwa dalam melaksanakan tugas  Bupati Sorong kerjasama dengan salah satu Pokja di Universitas Gajah Mada. Bahkan yang saya  ketahui juga,  bahwa di Kabupaten Sorong ini banyak lulusan dari UGM, apakah tidak perlu untuk membentuk alumni Gajah Mada *Agama) dimana kegiatannya di luar dari status kepegawaiannya.

Dengan adanya Agama ini bagaimana bisa mengembangkan pola pikir. Artinya, dalam memperoleh pengetahuan ketika kuliah di sana (UGM) bisa menularkan suatu ide atau pola pikir,  sehingga bagaimana bisa memberikan Kabupaten Sorong ini lebih tumbuh dan berkembang.

Dengan demikian, tidak sekedar bapak dan ibu lulusan Agama saja, tapi ada alumni-alumni yang lain gabung dalam organisasi dalam rangka memberikan pemikiran-pemikiran kepada bapak bupati, bagaimana masyarakat mendapatkan manfaat dari keberadaan merupakan sesuatu peluang untuk tumbuh dan berkembang.

“Hanyalah seperti itu pengabdian dari alumni Gajah Mada ini bisa lebih maksimal lagi sehingga Agama itu bisa berperan,”tuturnya.

Kami selalu berdialog bila ada di suatu tempat   memberikan nilai untuk membangun suatu daerah, seperti di Kendari kemarin kami juga berdialog langsung dengan Gubernur Sulteng terkait dengan kemaritiman kita, dan di sini peran Agama yang menyebar di seluruh tanah air bisa memberikan masukan kepada daerah.

Selain itu, ia menambahkan,  dengan tumbuhnya masyarakat dari berbagai etnik  yang ada di Yogya sebagai kota pendidikan  akan menjadi daerah ini semakin  tumbuh masyarakat yang dinamis, dan bahkan juga semakin kritis. “Hanya ada problem sebagai kota pendidikan ada 10 orang dengan 10 pendapat, tapi yang penting bagi saya melalui pendidikan saja adalah sesuatu yang sangat penting,” akuinya.

Ia berharap kepada masyarakat transmigran DI Yogya bagaimana bisa membangun dialog yang baik dengan para transmigran dari daerah lain yang berbeda etnik itu, tapi tidak terlepas dari transformasi  ilmu pengetahuan bagi sesama.” Hanya dengan pola seperti itulah harapan hidup dalam kebersamaan, gotong royong dan rukun, sehingga tinggal di Kabupaten Sorong ini merasa aman dan nyaman,” ujar Gubernur DI Yogya. (rim/Red)

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.