Lensapapua – Dengan diwisudanya 140 sarjana strata satu (S1) jurusan pendidikan dari STKIP Muhammadiyah Sorong yang baru berlangsung pagi tadi, usai acara wisuda Wakil Bupati Sorong, Suko Hardjono, S,Sos.M,Si. mengatakan hal itu sebagai bahan tindaklanjut pemda agar bagaimana kita bisa bersaing dengan perguruan tinggi lainnya, yang salah satunya termasuk dalam program SM3T (Sarjana Mengajar di daerah Terpencil, Terluar, Tertinggal), ujarnya di Aimas, Sabtu (8/11).
“Dengan adanya rekruitmen SM3T yang adalah guru-guru kontrak ini semuanya berasal dari luar daerah Sorong atau wilayah Papua maka dengan pertimbangan-pertimbangan yang ada kiranya pemerintah pusat,bukan pemerintah daerah saja, tapi bagimana bisa mempertimbangkan sarjana-sarjana pendidikan yang ada di Sorong maupun di Papua Barat pada umumnya. Apalagi output dari
STKIP Sorong yang cukup besar untuk menjadi perhatian kita bersama,”ujarnya.
Jadi, hal ini harus ada persaingan dalam rekruitmen daripada program SM3T maupun program-program lain yang akan diluncurkan oleh Kemendiknas sekarang.
Ia berharap, STKIP Muhammadiyah Sorong juga harus bisa bersaing di dalam proses pendidikan khusus bagi calon tenaga pendidik yang ada di lembaga ini bisa memperoleh peluang tersebut.
Prosentase dari mahasiswa yang ada kalau memang kita lihat terbesar adalah mereka yang berasal dari Kabupaten Sorong maka secara otomatis keseimbangan dalam dukungan pemerintah daerah terhadap perguruan tinggi ini cukup luar biasa sejak awal lembaga pendidikan tinggi ini didirikan hingga sekarang ini, katanya.
Pemda Kabupaten Sorong proaktif terhadap perkembangan pembangunan pendidikan, khususnya SKIP Muhammadiyah yang ada di daerah ini.
Seperti apa yang disampaikan Ketua STKIP Muhammadiyah sebelum peraturan atau Undang-undang yang menyangkut kewajiban pemda untuk mendukung atau membantu terhadap perguruan tinggi yang ada di daerah, dan Kabupaten Sorong sudah mendahului program itu, jelas Suko.
“Bukan asing lagi bagi kami dari pemda membuat dukungan baik sarana fisik pembangunan gedung maupun sarana jalan, seperti apa yang disampaikan bupati tadi, dimana perguruan ini yang dulunya di pinggiran kota, tapi sekarang sudah berada di jantung kota,” jelasnya.
Dengan dukungan akses jalan yang ada kiranya ke depan STKIP Muhammadiyah merupakan perguruan tinggi yang berada di tengah-tengah perkotaan Aimas ini. (rim/Red)