Lensapapua, Kemiskinan ekstrim menjadi perhatian serius pemerintah dalam penanganannya, sehingga berbagai upaya dilakukan pemerintah maupun pemerintah daerah untuk mengentaskan kemiskinan.
Data tahun 2022 menunjukkan indeks kemiskinan di Kabupaten Sorong mengalami penurunan dari tahun sebelumnya sebesar 14,86 persen menjadi 12,09 persen.
Hal ini menjadi ukuran pemerintah daerah untuk meningkatkan program pengentasan kemiskinan.
Sekretaris Baperlitbang Kabupaten Sorong, Elisa Ulimpa dalam keterangannya, Kamis (22/8)2024) menyebutkan Kabupaten Sorong berkomitmen menangani kemiskinan melalui Program Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrim (P3E).
“Melalui program ini langkah penanganan kemiskinan dapat dilakukan lebih terarah dan terukur berdasarkan sejumlah indikator,” jelas Ulimpa.
Tidak hanya berdasarkan tingkat ekonomi keluarga, berikut ini beberapa indikator kemiskinan masyarakat yang diterapkan di Kabupaten Sorong;
1. Rumah layak huni. Rumah merupakan kebutuhan primer bagi setiap orang yang dapat dijadikan ukuran kondisi seseorang.
2. Air bersih. Ketersediaan air dapat dibagi dalam beberapa jenis menurut sumbernya, antara lain air PAM, sumur, sumur bor, sungai, rawa/danau.
3. Penerangan. Di era modern ini pasokan listrik dapat dinikmati hampir di seluruh wilayah Indonesia. Namun masih ada di beberapa daerah belum dapat menikmati listrik dengan alasan ekonomi.
4. Sanitasi. Sanitasi yang baik tentu akan berpengaruh positif pada tingkat kesehatan masyarakat. Sebaliknya, sanitasi yang buruk akan membuat penyakit mudah berkembang. Pengadaan standar sanitasi yang baik di masyarakat miskin justru terkendala kebutuhan primer lainnya.
5. Taraf ekonomi. Ekonomi menjadi masalah utama bagi masyarakat yang mempengaruhi banyak aspek kebutuhan hidup.
Saat ini Pemerintah Kabupaten Sorong tengah melakukan verifikasi dan validasi data penduduk miskin dalam rangka penurunan kemiskinan ekstrim.
“Beberapa langkah yang sudah kita lakukan antara lain, bantuan sosial, pelatihan kerja, dan antuan lain yang bertujuan menghapus kemiskinan ekstrim di Kabupaten Sorong,” tutup Elisa Ulimpa. red