Lensapapua – Kepala BKKBN Perwakilan Papua Barat, melalui Sekretaris Yahya Rumbino, S.IP, M.Si, menyatakan angka kasus stunting berdasarkan hasil Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2021 sebesar 24,41%.
Untuk angka prevalensi di Papua Barat berada di atas angka nasional, yaitu sebesar 26,2%, urainya.
Atau diperkirakan jumlah kasus stunting di wilayah provinsi ke-34 ini sebanyak 26.819 anak, beber Yahya, saat memberikan sambutan pada acara pembukaan Forum Group Discussion Audit Stunting di Kabupaten Sorong, secara resmi dibuka PJ Bupati Yan Piet Moso, S.Sos,MM, berlangsung di Aimas Hotel, Jum’at (9/9-2022).
Terkait hal itu, pada tahun 2021 BKKBN mendapatkan mandat baru dari Bapak Presiden Republik Indonesia, yaitu sebagai Ketua Pelaksana Percepatan Penurunan Stunting.
Hal ini menjadi tantangan bagi BKKBN untuk dapat menurunkan kasus stunting, yang menjadi salah satu isu utama nasional, aku Yahya.
Angka kasus stunting dari 2021-2024 rata-rata sebesar 2,5% dari setiap tahunnya.Di mana, dari 24,1% pada tahun 2020 sampai menjadi 14% pada tahun 2024.
Dijelaskan, percepatan penurunan stunting telah ditetapkan pada lima strategis nasional.
Dua di antaranya, yakni komitmen dan visi pimpinan tertinggi Negara, baik itu di tingkat kementerian dan lembaga, Pemprov, Pemda dan Pemdes.
Berikut, kampanye nasional berfokus pada perubahan perilaku, tuturnya. (rim/red)