Lensapapua- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim mengungkapkan, saat ini kita sementara terapkan Sekolah Penggerak dan bukan sekolah unggul, dimana sekolah ini dari berbagai level, baik level yang sudah diterapkan maupun pada level yang ketertinggalan, ujarnya, saat melakukan Kunker ke SMPN 14 Kabupaten Sorong di Moisigin, Rabu (10/2-2021).
Saat ini di Kemendikbud sedang menerima aplikasi, dimana sekolah penggerak adalah dimana duluan yang berubah. Target hingga 15 tahun mendatang, sekolah di Indonesia masuk sebagai Sekolah Penggerak, beber Nadiem Makarim.
Intensif hingga tiga tahun untuk beralih pada proses pembelajaran yang berpihak pada murid, disertai flektibilitas tinggi sebagai pilar-pilar penggerak itu, dan terutama bagi sekolah-sekalah yang berkeinginan untuk melakukan perubahan.
“Dan ini pekerjaan yang cukup berat sekali, yang akan didampingi Kemendikbud bersama Pemda. Untuk tahun ini di seluruh Indonesia ada sekitar 2.500 Sekolah Penggerak, dengan harapan Papua bisa mewakili dalam mengikuti kegiatan ini,” pinta Mendikbud.
Kira-kira begitu ada program-program besar yang Kemendikbud lakukan di tahun ini. Seraya menambahkan untuk dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS), khususnya di Papua ada kenaikan sekitar 30%, baik dari tingkat SD, SMP, SMA dan SMK. Namun, tidak dirincikan besaran BOS pada tahun-tahun sebelumnya.
Usai kegiatan di SMPN 14 Klasari, rombongan Mendikbud langsung sambangi SLB Negeri Kabupaten Sorong beralamat di Distrik Mayamuk, dimana sebelumnya dilakukan acara diskusi Nadiem Makarim menyempatkan diri mengunjungi beberapa ruang kelas Sekolah Luar Biasa.
Selanjutnya, diadakan acara diskusi untuk menerima berbagai masukan usul dan saran sebagai bahan Kemendikbud untuk mempelajari lebih lanjut, sesuai dengan mekanisme yang berlaku. (rim/red)