Lensapapua– Prosesi perayaan syukuran masuknya Pekabaran Injil di Tanah Karon melalui suatu ibadah yang langsung dipimpin Pendeta Marsel Madumi, S.Si. Dalam kotbahnya, mengatakan lawatan tangan kasih Allah itu terbukti sampai sekarang, kita masih dihimpunkan hingga kini 12 Agustus tahun 2013 di mana kita masih merayakan Injil Allah yang kita rayakan yang ke 101 tahun. Untuk itu, mari persekutuan jemaat Allah yang disatukan Yesus Kristus bersama-sama kita salibkan ibadah kita di kesempatan ini.
“Pertolongan kita hanyalah Allah yang menciptakan langit dan bumi, memelihara kesetiaannya sampai selama-lamanya dan yang tdak pernah meninggalkan perbuatan tanganNya. Salam bagimu yang diberkati Tuhan, karena Tuhan di dalam Yesus Kristus melalui rohNya yang kudus menyertai kami senantiasa, Aleluya Amin.
Kita masih bermamur untuk Kemuliaan Tuhan melalui perjuangan panjang kita lalui waktu demi waktu di mana hal pertama untuk kehidupan kita pribadi tapi juga dalam kehidupan kita berkeluarga, juga dalam persekutuan jemaat di mana hal yang pertama untuk kita berbuah dengan baik dan buahnya banyak supaya dinikmati oleh orang banyak adalah tinggal di dalam Tuhan. Dalam Yohanes 15: 4,”Tinggallah di dalam aku dan aku di dalam kamu sama seperti rantai yang berbuah di dalam dirinya sendiri kalau dia tidak tinggal pada pohon anggur. Demikian jika kamu tidak berbuah jika kamu tidak tinggal di dalam aku.”
Setiap hari kita membaca Al-Kitab, stiap hari kita berdoa, setiap hari kita mengambil meditasi, setiap hari kita beribadah bersama dalam kelompok atau persekutuan. Setiap hari kita berdoa dan melakukan puasa, dan masih banyak cara lagi yang dapat kita lakukan dalam hidup ini menghadap Tuhan, “tetapi ketika kita tidak meninggalkan aktifitas-aktifitas yang disebutkan itu maka percuma saja.” Kehidupan kita tidak akan berbuah dan buah yang dihasilkan itu untuk dinikmati , sekali-pun kita berbuah tapi tidak dinikmati orang lain sesama kita.
Ketika kita melakukan doa pribadi, doa keluarga, membaca Al-Kitab ada selalu di dalam persekutuan dan lain-lain maka percuma saja. Di hari ini puji Tuhan oleh KuasaNya kita dikumpulkan karena kita satu jemaat di dalam nama Allah di surga dalam nama Allah Yesus Kristus dengan perantaraan kuasa Roh Kudus. “Tentu saja ada konsekuensi dalam kehidupan kita yang diibaratkan sebagai sebuah pohon dan di sana ada ranting, dahan, daun, dan seterusnya bahwa ketika dahan atau rantai itu tidak menghasilkan buah, maka itu pasti apa yang terjadi, tentunya akan ditebang.” Memang itu merupakan realita yang terjadi di dalam kehidupan kita.”
“Ada-pun subtema di hari yang berbahagia ini, yakni “Dengan Semangat Kristus Kita Jadikan Injil Landasan Pembangunan di Kabupaten Tambrauw.” Ini merupakan komitmen iman yang harus kita tunjukkan dan diwujudkan supaya Tambrauw jangan dinodai dengan berbagai karakter kelakuan persekutuan masyarakat yang dapat merusak citra gereja saja, diibaratkan sebuah pohon kalau hidup tidak berbuah dahannya akan dipotong.
Jadi, kehidupan yang kita jalankan bersama ini adalah sebuah proses maka ada berbagai hal yang terjadi hendaknya kita harus kuat untuk mengatakan hal yang benar dan salah katakan bahwa itu yang salah atau sebaliknya, bahwa yang benar katakan itu benar.”Jangan sampai kita pakai prinsip orang yang salah dibenarkan, dan benar disalahkan itu luar biasa sudah nyata-nyata salah dibenarkan lalu hal yang benar disalahkan maka hal itu harus dijauhkan dalam setiap kehidupan kita.”
Di sela-sela perayaan ibadah syukuran sebagai ungkapan rasa sukacita, pihak panitia penyelenggara juga mengisi berbagai acara, seperti yang dilantungkan oleh Paduan Suara Eklasia Bakade, Paduan Suara Emmanuel Sekues, tarian yang dibawakan dari Jemaat Ranfosut, dan beberapa atraksi menarik lainnya. Ini pertanda ada suatu ungkapan rasa syukur yang mendalam dari jemaat atas dirayakannya hari yang bersejarah dan penuh makna tentunya patut disyukuri dan dirayakan dengan penuh kedamaian dalam hidup dan kehidupan umat di muka bumi ini. Khususnya bagi umat Tuhan yang ada di Tanah Karon. (noya/rim/Red)