Lensapapua– Ketua lembaga masyarakat adat (LMA) Malamoi, Silas Ongge Kalami S,Sos.MA. Mengatakan bahwa LMA Malamoi mempunyai satu kesatuan wilayah kultur LMA Malamoi yang ada di Kota Sorong, Kabupaten Sorong dan Kabupaten Raja Ampat.
Maka terkait dengan HUT masuknya Injil ke-87 ditanah Moi tanggal 27 Oktober 2014 yang diperingati setiap tahunnya, silas menjelaskan bahwa mereka (dalam hal ini khusus masyarakat Moi) setiap bulan sebelum perayaan HUT selalu meletakkan Api peradaban di Manoi yang terletak di jalan Ahmad Yani komplek Usaha Mina Kota Sorong, demikian penjelasan Silas saat diwawancarai media ini.Rabu 08/10.
Manoi adalah sebuah tempat pertemuan peradaban barat (Eropa) dengan peradaban asli tanah Moi, dimana peradaban dimaksud adalah yang dibawa oleh para guru penginjil yang didalamnya ada pendidikan unsur modern yang diperkenalkan sekaligus pendidikan Agama Kristen, walaupun jauh sebelumnya Agama Muslim sudah ada ditanah Moi dibawah pengaruh Kesultanan Tidore dengan luas kekuasaan hingga ketanah Moi, tutur Silas.
Kemudian tokoh-tokoh masyarakat yang berdomisili di daerah pulau Dom seperti Warwei, Warpandu, Masamber dan juga para tokoh pemuda dari Maluku, sebelumnya Silas mengkisahkan bahwa sebelum Injil masuk ditanah Moi, NNGPM (Kolonial Belanda) juga sudah masuk dan aktivitas pemerintahan Kolonial Belanda diwilayah Dom juga sudah berjalan, mereka melihat bahwa dengan masuknya perusahaan NNGPM ditanah Moi terjadi perubahan dalam berbagai aspek, dimana orang Moi pada waktu itu mayoritas belum mengenal pendidikan.
Sementara dari semua tokoh-tokoh termasuk marga Malibela yang ditugaskan oleh Kesultanan untuk mengurusi orang-orang Moi yang ada dibeberapa kampung, Manoi dalam hal ini sebagai kampung induk dari beberapa kampung yang ada seperti kampung Osok dan kampung-kampung lainnya, dengan kehidupan masyarakat yang masih terikat dengan kehidupan alam lalu mereka meminta guru Injil untuk memajukan daerah ini.
Kemudian mereka bekerjama dengan semua tokoh-tokoh yang ada tersebut untuk memajukan daerah Manoi meskipun dengan keberadaan agama yang berbeda akan tetapi mereka tidak mempersoalkan hal tersebut, pada dasarnya mereka berpikir bagaimana supaya daerah Manoi ini khususnya orang-orang Moi agar bisa maju, sementara pada masa itu pendidikan dimonopoli oleh Zending yang berkedudukan di Manokwari, akhirnya mereka pun menyurat atau berkomunikasi kepada pihak Zending dan akhirnya pihak Zending mengirim utusan Wagunung guru Injil dari daerah Sulawesi Utara (Sanger), setibanya wagunung di Dom pagi harinya tepat pada tanggal 27 dengan menaiki perahu dayung diantar ke Manoi kampung asli orang Moi, kemudian disana dilakukan proses penerimaan Wagunung dengan cara adat Moi.
Saat ini di Manoi telah berdiri sebuah Tugu peradaban Malamoi atau yang biasa dikenal dengan nama Tugu masuknya Injil ditanah Moi, Tugu tersebut baru dibangun kurang lebih 4 tahun lalu atas kesadaran dari beberapa tokoh intelektual Moi yang merasa bahwa ditempat ini perlu dibangun sebuah tugu peradaban, dimana orang Moi sudah menerima pendidikan dan sekaligus menerima Agama Kristen.
Silas menuturkan pada tanggal 27 bulan September lalu pemerintah daerah Kota Sorong dalam hal ini Walikota Sorong Drs Lamberthus Jitmau,MM.Menghadiri kegiatan seminar tentang pembangunan Kota Sorong, dari waktu yang diberi kepada para peserta untuk bertanya dan menyampaikan usulan, akhir nya kami meminta agar peringatan peradaban masuknya Injil ditanah Manoi yang jatuh pada tanggal 27 Oktober ini, jangan dipandang sebelah mata, Tetapi pemerintah harus terlibat secara aktif dalam mendorong peradaban ini, karena melalui peradaban inilah orang Moi bisa secara terbuka untuk menerima semua orang/suku untuk datang dan hidup ditanah Moi ini.
Dalam penuturan nya Silas mengakui bahwa dengan masuknya Agama inilah yang memulai mengajarkan tentang hukum kasih bagi orang-orang Moi untuk bisa menerima orang lain diluar suku Moi untuk dapat hidup secara bersama-sama ditanah Moi ini, Dengan demikian pembangunan Kota Sorong tidak boleh dipisahkan dari pembangunan peradaban Moi, dalam pengertiannya pemerintah harus dapat memposisikan situasi dalam proses-proses perubahan yang terjadi di Kota Sorong maupun secara umumnya ditanah Moi.
Dari pertanyaan dan usulan tersebut, akhirnya Walikota Sorong menyanggupi bahwa pemerintah daerah Kota Sorong akan mengajak semua denominasi gereja yang ada ditanah Moi terutama yang ada di Kota Sorong untuk dapat lebih proaktif dalam mensyukuri Injil masuk ditanah Moi pada tanggal 27 Oktober mendatang, yang telah membawa dampak positif bagi orang Moi untuk dapat mengenal kembali identitas dan jatidiri nya sebagai Nebuli, demikian penjelasan Silas Ongge Kalami kepada media ini. (Red)
Saya ingin tau sejarah di sorong