Lensapapua – Dalam mendidik anak yang paling penting kita lakukan hanya dilandasi dengan kesabaran. Karena sebagai seorang guru harus sabar untuk mendidik anak yang usia masih sangat dini, ujar Drs. Hardadi, salah seorang guru pembimbing dari Iriani Fitri, yang merupakan peserta lomba pidato tingkat SD dari SDI 35 Majaran, Distrik Salawati, dalam keterangan persnya, usai peringatanpuncak Hari Anak Nasional Kabupaten Sorong, Jum’at (21/8).
“Kita juga tidak bosan-bosannya memberikan suatu suport atau dukungan tidak pernah berhenti bagaimana membimbing anak didik saya ini (Iriani Fitri), sehingga bisa keluar sebagai juara pertama lomba pidato tingkat SD, dengan judul “aku bangga sebagai anak Indonesia,” tuturnya.
Keberhasilan sang anak didik ini juga didukung oleh orangtuanya, sehingga anak ini bisa tampil sesuai dengan target saya seperti yang kita saksikan penampilannya tadi, yang dinilai cukup memukau para hadirin yang menyaksikannya.
Terkait dalam persiapan untuk mengikuti lomba pidato dari anak didiknya boleh dibilang waktu yang begitu singkat, yakni dengan waktu persiapan hanya tiga hari saja, akunya.
Dengan keberhasilan Iriani Fitri sebagai juara satu ini, maka ia akan mewakili Sorong, Papua Barat dalam mengikuti lomba pidato anak tingkat nasional yang akan berlangsung di Palembang, Sumatera Selatan, pada tanggal 23-29 Agustus mendatang.
Saya selaku pembimbing, karena kami sudah dipercayakan untuk mewakili Papua Barat, maka saya dengan sepenuh hati untuk berusaha supaya bisa membawa nama baik wilayah ini, khususnya Kabupaten Sorong.Bahkan tahun 2014 salah satu peserta putra anak didiknya mengikuti peserta lomba pidato tingkat SD mewakili Papua Barat di Semarang, Jawa Tengah.
“Hanya saja saat anak didik kami tampil saat itu sedikit terganjal dengan penampilan cara berpakaiannya, sehingga sedikit mengganggu mentalitasnya. Sehingga pada kesempatan ini, anak kami Iriani Fitri bisa menampilkan dengan busana adat asli Papua yang cukup menarik, sehingga ia-pun sangat percaya diri,”tutur Hardadi.
Kalau soal prestasi belajar di kelasnya Iriani Fitriani, dinilainya cukup berprestasi. Meski saya bukan mengajar di kelas lima dimana Fitri mengikuti belajar, karena saya mengajar di kelas enam saja.
Bahkan sebelum mengikuti lomba, saya pernah sampaikan kepada kepala sekolah agar guru yang lain untuk diberi kesempatan membina pidato, tapi upaya itu tak satu gurupun yang mau. Akhirnya, kepala sekolah kembali kepada saya lagi, ungkap Hardadi, menutup bincang-bincangnya. (rim/Red)