Lensapapua – Ketua LPPNU (Lembaga Pengembangan Pertanian) melalui Sekjen H. Imam Pituduh mengemukakan, ada sekitar 96 persen secara nasional produksi sagu ada di tanah Papua, dan sebagian dari itu ada di Kabupaten Sorong, ujarnya di Aimas, Rabu (10/9).
Pemerintah melalui UP4B sedang berusaha melakukan percepatan pembangunan di Papua dengan mendorong produksi sagu secara nasional agar lebih baik.
“Mengapa potensi sagu itu harus didorong, karena potensinya sudah terlupakan.” Padahal yang sebenarnya sagu memiliki potensi yang luar biasa, karena produktifitas sagu secara dunia ada 56 persennya di Indonesia.” Bahkan ekspor sagu kita ke Jepang, Singapura, Taiwan, dan beberapa negara lain mulai menurun hanya karena ada beras, dan akhirnya bahan makan pokok itu (sagu) mulai terlupakan,” tuturnya.
Padahal kita bicara produktifitas sagu dan beras sangat berbeda jauh. Kalu untuk menghasilkan 30 ribu ton beras membutuhkan 12 ribu juta hektare. Tapi kalau untuk mendapatkan 30 ribu ton sagu hanya membutuhkan satu juta hektare lahan maka produktifitas sagu ini bisa melampaui beras.
Dijelaskan, potensi sagu merupakan jenis tanaman yang memiliki dimensi tapi masih boleh dioptimalkan saja, karena dimensinya adalah tanaman pangan.
Sebenarnya sagu ini tidak hanya dimanfaatkan sebagai makanan, tapi potensinya juga bisa dibuat sebagai sumber energi. Dua hal ini menjadi prasyarat utama dari negara yang makmur. Banyak negara tidak bisa makmur dan tidak bisa berdaulat karena tidak terpenuhinya dua unsur ini, katanya.
Pertama adalah kebutuhan kedaulatan pangan, bahkan banyak negara yang tidak bisa berdaulat hanya gara-gara pangannya tidak tercukupi. Banyak negara yang bisa menjajah negara lain hanya karena urusan pangan.
Kedua, urusan yang harus bisa terpenuhi menjadi negara yang makmur dan berdaulatan harus tercukupi kebutuhan kedaulatan energi dimana satu negara bisa menjajah dan mengeksplorasi negara lain hanya gara-gara urusan energi. Dengan demikian akan memunculkan keresahan sosial sebagai standar bahawa negara tersebut tidak berkedaulatan.
Syarat yang berikutnya untuk mewujudkan negara berkedaulatan harus adanya syarat konservasi yang berurusan dengan bagaimana cara melindungi tanah, air.
Jadi, kalau kita berbicara sagu untuk mencukupi kebutuhan pangan kita dan merupakan satu kebutuhan sumber energi nasional kita. Dengan demikian, UP4B sedang bekerja keras saat ini untuk pembangunan sagu di Kabupaten Sorong Selatan yang ada di salah satu pulau kecil, yakni Pulau Turiskai maka seharusnya ada zona penyangga.
Secara nasional pemerintah kita sedang mendorong bagaimana upaya kita disertivikasi pangan untuk swasembada beras secara nasional akan terganggu kalau kita tidak mencukupi kebutuhan pangan selain yang bersumber dari beras. (rim/Red)