Lensapapua – Dinas Pertanian Kabupaten Sorong hingga tahun 2017 sudah memiliki 42 unit mesin panen padi (combine harvester).
Pengadaan alat tersebut pada tahun 2016 sebanyak 15 unit dan di tahun ini 27 unit, ujar Kabid Pertanian Tanaman Pangan Johny Penda, ketika ditemui pada acara panen padi, dan sekaligus penyerahan alat-alat pertanian di Aimas, Selasa (19/12).
Pengadaan alat panen padi tersebut diperoleh dari rekanan penyedia alat (pihak ketiga), yakni PT Tanikaya dan PT Gunung Biru yang berkantor di Surabaya, Jatim, sebutnya.
Mengingat jenis alat ini baru maka untuk mengoprasikannya akan diberikan bimbingan teknis (Bimtek) dari pihak ketiga selaku penyedia alat kepada kelompok tani yang menerima bantuan dimaksud. Mereka ikut Bimtek praktis kepada petani penerima agar bagaimana bisa mengoprasikan alat-alat tersebut.
Selain itu, diharapkan kepada utusan kelompok tani bisa mengetahui secara baik masalah mengoprasikan maupun pemeliharaan agar alat tersebut kondisi tetap terawat, imbau Johny.
Alat panen padi (combine) yang ada ini hasil kerjanya cukup maksimal, jika dibanding dengan panen menggunakan manual (sabit). Kalau combine untuk sehaktarenya bisa dipanen hanya 3 jam saja.
Sedangkan kalau memakai tenaga kelompok tani (8 orang) untuk panen sehakter saja bisa memakan waktu tiga hari. Tentu biaya oprasionalnya akan lebih besar, aku Johny.
Lanjutnya, untuk luasan areal persawahan di Kabupaten Sorong sesuai taget ada 2.000 hektare. Namun, untuk saat ini sesuai laporan di akhir November kemarin baru mencapai 1.800 hektare, dan itu pun kerja sama kami dari Dinas Pertanian dengan Badan Pusat Statistik setempat.
Ada beberapa sample tempat yang kita ambil untuk satu hektare sawah bisa menghasilkan 4-5 ton padi. “Kita kemarin sejak Januari- November tahun ini sempat mengalami cuaca ekstrim saat menanam dengan intensitas curah hujan yang tinggi, sehingga banyak petani yang gagal panen,”ungkapnya.
Padahal saat itu petani menanam padi jenis faritas unggul bisa menghasilkan produksi yang optimal, dan akhirnya mereka harus menanam ulang lagi dengan bibit dari stok petani saja.
Dengan demikian menjadi salah satu kendala menurunkan hasil produksi. Untuk bibit padi yang dipanen hari ini, yakni jenis unggul Nakongga dari Sulawesi Selatan.
Sementara itu, Budi Santoso selaku pihak ketiga dari PT Gunung Biru yang berkantor di Surabaya, menambahkan jenis mesin combine harverster berkapasitas 88Pk sangat cocok alat ini digunakan di Sorong, karena cara kerjanya sangat cepat.
Jadi ada 5 unit mesin panen padi ini pengadaan tahun 2017 dari Pemprov Papua Barat melalui kami selaku pihak ketiga, jelasnya. (Rim/red)