Lensapapua, Biak – Panglima Komando Operasi TNI Angkatan Udara (Koopsau III) Marsda TNI Ir. Novyan Samyoga, MM menerima kunjungan Ketua Balai Kendali Satelit, Pengamatan Antariksa dan Atmosfer, dan Penginderaan Jauh Biak (Balai LAPAN Biak) di ruang rapat Suryadarma Makoopsau III Biak, Kamis(12/11).
Kedatangan rombongan yang dipimpin langsung oleh Kepala Balai Lapan Biak Dian Yudistira, M.Kom juga didampingi para stafnya. Balai LAPAN Biak merupakan balai LAPAN yang berada di wilayah Indonesia Timur Kabupaten Biak Numfor, Papua memiliki tugas pokok dan fungsi melaksanakan telemetri, penjejakan, komando jarak jauh, dan akuisisi data satelit, pengamatan, perekaman, pengelolaan data antariksa dan atmosfer, serta penerimaan dan pelayanan data penginderaan jauh.
Pelayanan data penginderaan jauh meliputi pelayanan yang berkaitan dengan pemanfaatan Data Penginderaan Jauh dan pelayanan kunjungan edukasi.
Pangkoopsau III mengatakan, Kedatangan Ketua LAPAN Biak bersama stafnya merupakan upaya membangun hubungan baik dan mensinerjikan kegiatan penerbangan di Indonesia khusunya di wilayah Timur yang menjadi tanggung jawab Koopsau III ujarnya.
Dikatakan lebih lanjut bahwa banyak ide-ide positip terkait dengan Ilmu pengetahuan maupun teknologi yang dapat di itegrasikan melalui kerja sama antar instansi seperti, penginderaan jauh, pengamatan dan sebagainya sesuai dengan tugas pokok LAPAN demi kemajuan bangsa dan negara Indonesia.
Sementara itu Kepala LAPAN Biak menambahkan, kegaiatan kunjungan di Koopsau III ini dimaksudkan selain untuk bersilahturahmi juga manfaatkan untuk mensosialisasi kegiatan Balai LAPAN Biak yang akan datang.
Menurut rencana program pembangunan bandar antariksa Indonesia yang salah satunya akan dibangun di Kabupaten Biak, Papua dan menjadi bandar antariksa ekuator di wilayah Asia Pasifik.
“Kami berharap bahwa bandar antariksa ini (Biak) menjadi bandar antariksa ekuator pertama untuk wilayah Asia-Pasifik,”ujarnya.
“Pembangunan bandar antariksa di ekuator memberi keuntungan besar pada saat peluncuran roket yakni memberi efek daya dorong meninggalkan Bumi lebih besar dan hasilnya roket menjadi lebih hemat bahan bakar,” jelasnya.