Lensapapua– Dalam debat publik calon buapti/wakil bupati Sorong yang dipandu moderator Amir Hamzah Siregar, meminta masing-masing kandidat untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang sudah disiapkan 5 orang pakar fanelis dari Unipa Manokwari dan dari Universitas Cendrawasih Jayapura. Rabu (14/12)
Moderator meminta kandidat nomor urut 2 untuk menjelaskan tujuan dan manfaat dari program “Satu Hari Berbahasa Moi”, sesuai visi-misi yang diusung, dalam jawabannya DR. Johny Kamuru, SH., M.Si., sebagai calon bupati Sorong menjelaskan, kedepan budaya dan bahasa Moi harus dilindungi dan tetap dipertahankan agar tidak mengalami kepunahan.
Oleh karena itu kedepan bahasa Moi akan diterapkan dilembaga pemerintahan maupun disekolah-sekolah, dalam hal ini satu hari dalam seminggu akan dikhususkan menggunakan bahasa Moi agar budaya dan bahasa Moi tidak punah dari tanah Moi, jelas Kamuru.
Kemudian untuk kandidat nomor urut 1 pasangan Zetiba, moderator meminta untuk menjelaskan visi “terwujudnya Kabupaten Sorong yang adil, sejahtera, sehat, cerdas, maju dan mandiri dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan dan budaya berdasarkan moralitas agama dalam bingkai NKRI.
Hal-hal konrit apa yang akan dilakukan dalam rangka memberdayakan masyarakat asli Papua dalam menghadapi perkembangan Kabupaten Sorong yang begitu cepat, sehingga masyarakat tidak menjadi masyarakat yang terpinggirkan, mengingat derasnya arus migrasi masuk kedaerah ini, kata moderator.
Dalam jawabannya, Zetiba menjelaskan hal pertama yang terpenting adalah “meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) asli Papua khususnya dari suku Moi”, karena persoalan ekonomi menjadi indikator bagi sektor lain, jika ekonomi masyarakat belum baik maka sektor-sektor lain pun akan terpengaruh
jelas Zeth Kadakolo, SE., MM.
Oleh sebab itu dengan meningkatkan SDM dimaksud diharapkan bisa berdaya saing dengan masyarakat pendatang dalam bidang ekonomi, juga akan meningkatkan pendidikan yang lebih bermutu khususnya diperguruan tinggi, sehingga melalui peningkatan SDM baik itu dari segi pendidikan dan ekonomi diharapkan bisa bersaing dengan masyarakat yang ada didaerah-daerah lain Indonesia, jelas Zeth.
Sementara H. Ibrahim Poko, pasangan Zeth Kadakolo menambahkan, kemiskinan yang dialami masyarakat menimbulkan pemikiran yang tidak cerdas, sehingga jika masyarakat tidak cerdas maka perekonomian daerah tidak akan maju dan negara ini akan menjadi kacau.
Oleh sebab itu, poin penting yang akan dilakukan Zetiba adalah meminimalisir kemiskinan supaya perekonomian masyarakat didaerah ini bisa maju dan masyarakat pun dapat lebih sejahtera, kata H. Ibrahim Poko. RED