Lensapapua, Perhelatan Sidang Klasis GKI Sorong ke-12 (6-8/6/2017) memeberikan warna tersendiri. Pasalnya, di saat daerah lain di Indonesia sedang mengalami krisis toleransi antar umat beragama, justru tampak tidak berlaku pada seremoni pembukaan sidang yang dihelat di Alun-alun Aimas Kabupaten Sorong.
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Sorong, Ust. Moifilit kepada Lensapapua.com mengungkapkan, kehadirannya pada pembukaan Sidang Klasis GKI Sorong merupakan bentuk penghormatan bagi sesama umat yang telah mengundangnya secara resmi.
“Iya saya diundang, sebagai umat yang baik ya harus datang, selama bentuk kegiatannya adalah positif. Dan undangannya adalah resmi dari panitia sidang kepada MUI Kabupaten Sorong”, ungkap Ust. Moifilit.
Disinggung mengenai kondisi pluralisme di daerah lain yang sedang mengalami krisis, Moifilit menegaskan hal itu tidak berlaku di Sorong maupun Papua secara umum. “Karena pada dasarnya kita semua adalah bersaudara, dan perbedaan agama, suku dan sebagainya itu sudah ada sebelum generasi yang sekarang ini lahir. Jadi buat apa dipermasalahkan yang akhirnya justru merugikan semua pihak?”, pungkasnya. Red