
MANOKWARI, Lensapapua.com – Kepala Kepolisian Daerah Polda Papua Barat, Brigadir Jenderal Polisi Drs.Royke Lumowa.M.M bertempat di Billy Resto & Cafe (4/11) kembali menggelar diskusi bersama tokoh agama dan tokoh masyarakat adat setiap suku yang berdomisili di Manokwari dalam menerima saran dan tanggapan akan pentingnya mewujudkan serta menjaga keamanan dan ketentraman di lingkungan masing – masing antara suku, yang ada di wilayah Manokwari.
Pada saat itu Kapolda Royke menerima masukan dan saran terkait kinerja Kepolisian dalam mejaga sinergitas bersama rakyat. “Manokwari merupakan daerah kota injil yang telah mendunia. Karena itu perlu dukungan keamanan yang kondusif sehingga harus ada kerjasama semua pihak baik masyarakat, TNI dan Pemda untuk bersama-sama mewujudkan Kamtibmas yang mendukung keamanan, baik dari ancaman terorisme, konflik sosial, atau gangguan keamanan yang lain,” kata Kapolda
Kesempatan ini sesuai pantuan Lensapapua.com Kapolda juga, memberi kebebasan bagi Tokoh masyarakat dan kepala suku untuk menyampaikan saran dan kritik. Para tokoh yang hadir pun menyampaikan sejumlah permasalahan di Manokwari dalam acara penuh kehangatan itu. Antara lain terkait penanggulangan kejadian permasalahan sanggeng paaca kerusuhan kemarin, juga membahas beberapa kriminalitas yang terjadi di lingkungan sanggeng, dan secara global di Manokwari terkait peredaran penanggulangan miras, Narkoba dan togel yang masih meresahkan warga.
” Permasalahan Manokwari bukan berbicara sanggeng saja. Namun harus menjadi suatu pemikiran dalam membangun daerah kota injil manokwari menjadi lebih baik,”Ujar Moses Narahak, salah satu Tokoh masyarakat adat pada pertemuan tersebut.
Dari hal ini Kapolda berjanji akan memberikan perhatian untuk mengantisipasi permasalahan tersebut, dan mencari hingga ke akar permasalahan jika masih ada yang terasa belum tuntas. “Tentunya Polri tidak dapat bekerja sendiri tanpa adanya peran dari para stakeholder,” terangnya.
Kapolda, juga mengajak para tokoh dan masyarakat untuk bersama menjaga situasi kondusif di Manokwari. Sehingga diharapkan adanya jaminan kenyamanan Kamtibmas yang lebih baik. Dan mendorong tugas kepolisian yang kini telah berempati memiliki dua ciri yang saling berhubungan dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi profesi polisi. Serta peduli terhadap, dan memahami, kebutuhan, keprihatinan, dan keinginan masyarakat, yang ingin menyelesaikan masalah yang lebih serta berusaha memahami dan peduli dengan kebutuhan, kepentingan, dan keprihatinan masyarakat, sesuai profesinya untuk arah kamtibmas yang lebih baik. (ian)