MANOKWARI, lensapapua – Pemerintah Provinsi Papua Barat melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Papua Barat mengadakan rapat penyusunan Rencana Kontinjensi (RenKon) penanggulangan bencana gempa bumi dan tsunami. Kegiatan yang bertujuan dalam rangka menyiapkan
kontinjensi menghadapi ancaman rencana gempabumi dan tsunami sedeteksi dini mungkin diharapkan dapat berhasil dalam implementasiannya nanti, khususnya bagi dua wilayah yang kini masuk kategori rawan gempa bumi dan Tsunami di Provinsi Papua Barat.
Kegiatan rapat yang dihadiri oleh unsur – unsur yang terkait dibidang kebencanaan seperti dari TNI AD, TNI AL, POLRI, BMKG Provinsi Papua Barat BPBD Kab/Kota, Dinas Sosial, Dinas Kesehatan, PMI, Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika, Dinas PU, jajaran Pemerintahan Distrik Kab Manowari dan Kab Mansel, Unsur Media, Unsur Tokoh Masyarakat dan Adat, Unsur Akademisi, serta Lembaga Swadaya Masyarakat yang bergerak dibidang kebencanaan, berjalan dengan baik dan di buka oleh asisten III Setda Provinsi Papua Barat Bid. Administrasi Drs. Fransiskus Kosama Mewakili Gubernur Papua Barat Drs. Dominggus Mandacan.
Sementara itu saat memberikan sambutannya, Kasubdit Perencanaan Siaga, Direktorat Kesiapsiagaan BNPB Mewakili Direktur kesiapsiagaan RI Dra. Eny Supartini, MM menjelaskan, papua barat terletak di tiga lempeng aktif. Hal ini dimana saat dilakukannya penelitian banyaknya patahan yang dapat berpotensi besar terjadinya bencana. Sehingga jika terjadi kelak dapat berpotensi nilai potensi darurat bencana dua kali lipat melebihi beberapa insiden petahan gempabumi dan tsunami yang terjadi seperti di daerah Jawa dan Sumatra.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Papua Barat Derek Ampnir,S.Sos menyatakan, bahwa penyusunan Rencana Kontinjensi (RenKon) ini sangat diperlukan karena mengingat Provinsi Papua Barat termasuk kawasan yang rentan terhadap ancaman bencana gempa bumi dan tsunami, dimana apabila terjadi gempa bumi dan tsunami maka Rencana Kontinjensi (RenKon) ini akan berubah fungsi menjadi Rencana Operasi Tanggap Darurat. Dimana pada saat itu nanti, upaya peningkatan kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat untuk menghindari jatuhnya korban serta kerusakan akibat bencana dan pada saat itu juga dapat dilakukan kegiatan Tanggap Darurat dan sesuai prosedurnya.
Pada kegiatan ini salah satu narasumber lainnya Kepala BMKG Manokwari Denny Putiray, mengatakan, bahwa dalam pelaksanaan kegiatan ini menghimbau agar para peserta rapat dapat memberikan data jumlah Sumber Daya Manusia, data sarana dan prasarana serta fasilitas penunjang lainnya yang berkaitan dengan kegiatan penanggulangan bencana. Sehingga, dengan adanya data yang terbaru maka dapat digunakan untuk mengukur seberapa besar kemampuan Provinsi Papua Barat dalam menghadapi ancaman bencana dan sebagai bahan untuk menyusun Rencana Kontinjensi (RenKon) penanggulangan bencana gempa bumi dan tsunami di wilayah kategori rawan di Provinsi Papua Barat, seperti daerah Kab. Manokwari selatan (Mansel) dan Kab
Manokwari, juga tidak menutup kemungkinan di beberapa Kota/Kab/ Distrik lainnya di Papua Barat.
” Dari rangkuman pendataa data ini bukan untuk menakuti, namun seyogianya dapat menjadi sarana edukasi dan sosialisasi untuk bagaimana menjelaskannya kepada masyarakat untuk menghadapi resiko gempa dan tsunami, “Jelasnya
Kegiatan penyusunan rencana kontijensi menghadapi ancaman bencana gempabumi dan tsunami
di kabupaten manokwari dan manokwari selatan, sejak resmi dibuka kegiatan sosialiasinya mulai dari 25 – 28 Juli 2017 bertempat di Mansinam Beach Hotel, diikuti sekitar 120 peserta. (ian)