Lensapapua– Ketua FKUB Kabupaten Sorong, H. Anderson Miage, mengemukakan bahwa FKUB setiap bulan selalu melakukan pertemuan dengan para anggota, jadi bukan karena kejadian di Tolikara sehingga kami melaksanakan rapat atau pertemuan seperti hari ini, kata Miage, usai mengadakan rapat bersama dengan pemerintah daerah dan seluruh unsur masyaraka, Kominda, TNI/POLRI serta para tokoh Agama se- Kabupaten Sorong. Rabu (22/7)
Lanjut dikatakan Miage, kebetulan pada rapat kali ini juga turut melibatkan para penasehat seperti dari Kementerian Agama, pemerintah daerah, Dandim, Kapolres, Paguyuban, serta tokoh lintas agama baik itu lintas agama Islam, Kristen, Hindu dan Buddha. Jelasnya.
Menurut Miage, kita tidak boleh menganggab bahwa satu daerah itu aman lalu kita tinggal diam saja, tetapi komunikasi juga harus tetap berjalan dengan baik, disamping sebagai ajang silaturrahmi juga sebagai perekat antara satu dengan lainnya, sehingga jika ada permasalahan yang terjadi, maka diantara Pendeta dan Ustadz bisa saling komunikasi, dibicarakan secara bersama-sama untuk mencari solusi-solusi terbaiknya.
Dengan harapan kata Miage, kita semua harus bisa menjadikan Papua secara keseluruhan dan secara khusus di Sorong Raya harus bisa menjadi zona damai, dan minuman keras (Miras) juga harus dibasmi, alias ditiadakan sesuai apa yang sudah disepakati bersama-sama.
Olehnya itu Miage mengajak pemerintah daerah dan seluruh masyarakat serta stakeholder terkait untuk saling bergandengan tangan, disamping regulasi yang sudah ada yaitu Perda Miras, juga untuk mencari solusi bagaimana supaya Miras bisa dihilangkan atau tidak beredar khususnya di Kabupaten Sorong, karena selama ini Miras lah faktor pemicu terjadinya tindak kriminalitas yang cukup tinggi, tegas Miage.
Kemudian tambah Miage, peran Media juga sangat penting sekali dalam menyampaikan informasi yang factual dan mendidik. Seperti contoh kejadian di Tolikara, sebenarnya tidak ada pembakaran Mesjid ataupun Mussollah, tetapi kebakaran tersebut terjadi karena rentetan dari terbakarnya kios sehingga merembet ke Mussolah tersebut, tetapi Media memberitakannya miring, sehingga masyarakat menanggapinya menjadi negatif.
Oleh karena itu sangat diharapkan kepada seluruh Media baik itu Media cetak, RRI maupun Media Elektronik, agar didalam menyampaikan pemberitaan dapat memberitakan yang baik serta mendidik, sehingga semua kepentingan bisa terakomodir dan pembangunan didaerah ini bisa berjalan dengan baik dan masyarakat juga bisa merasa aman, tenteram dan damai tinggal disini, kata Miage. (Red)