Lensapapua – Bupati Sorong, melalui Asisten II Setda H. Abdul gani Malagapi, S.Sos, MM, mengemukakan, pembangunan sumber daya manusia penting dalam mengangkat harkat dan martabat manusia. Dan lebih khusus lagi bagi putra putri asli Papua.
Dengan kunjungan kerja Staf Khusus Kepresidenan Lenys Kogoya di Aimas hari ini, maka saya diutus bupati bersama Asisten I untuk mendampingi tamu dari Istana Negara tersebut, terkait dengan kedatangannya di daerah ini, ucapnya, Kamis (27/8).
Dalam pertemuan tersebut ada beberapa hal yang disoroti perwakilan dari lembaga masyarakat adat maupun lembaga swadaya masyarakat, ya memang ada benarnya dan ada pula tidak benarnya, aku Malagapi.
Salah satu contoh yang disoroti adalah masalah pendidikan. Yang mana mereka menyatakan pemerintah tidak berpihakan pada masalah pelayanan pendidikan bagi masyarakat asli Papua. “Padahal pernyataan itu tidak benar dari sumber tersebut,”jelasnya.
Kalau kita mengkaji lebih jauh dari smuber data yang ada di Dinas Pendidikan di daerah ini ada berapa banyak putra putri asli Papua yang dibiayai oleh pemda. Termasuk juga kebijakan Bupati Sorong untuk pendidikan gratis, baik dari tingkat SD hingga SLTA.
Sambungnya, bahkan pula bagi mereka anak asli Papua yang dinilai berprestasi, Pemkab Sorong membiayai pendidikannya hingga selesaia. Bupati Sorong punya kebijakan seperti itu, bagaimana bisa memberdayakan anak asli Papua dalam bidang sumber daya manusia, dengan harapan nanti mereka yang akan melanjutkan pembangunan di masa mendatang.
Pendidikan bagi anak asli Papua bukan saja di dalam negeri, tapi juga Bupati Sorong kirimkan mereka untuk mengikuti pendidikan di beberapa negara. Bupati Sorong punya konsep tersendiri untuk membiayai pendidikan, yang salah satu contohnya membiayai anak asli Papua untuk mengikuti pendidikan di Fakultas Kedokteran Kampus II Unipa di Sorong, merupakan kerjasama Unipa dengan Fakultas Kedokteran UI.
Sementara biaya yang disiapkan pemerintah daerah untuk satu mahasiswa saja hingga selesai pendidikan pada Fakultas Kedokteran itu sebesar Rp 1 miliar, yang dibayar pada setiap semesternya dan ditanggung secara penuh.
Hal lain yang menjadi perhatian Bupati Sorong, karena daerah ini memiliki potensi Migas (minyak dan gas), maka melalui angkatan pertama tahun 2015 ini, Kampus II Unipa Sorong menerima mahasiswa baru untuk Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan. “Ide brilian dari Bupati Sorong seharusnya kita acungkan jempol,” tutur Malagapi.
Jadi untuk jurusan Teknik Pertambangan dan Perminyakan yang ada pada Unipa Manokwari, mereka hanya melanjutkan mahasiswa dari semester tiganya hingga selesai. Sedangkan mulai tahun ini semuanya akan dilanjutkan di Sorong untuk fakultas tersebut.
Begitu pula di beberapa sektor lainnya, seperti pada ketrampilan kaum ibu, khususnya bagi putra putri Papua yang putus sekolah semuanya diberdayakan. Ini merupakan suatu bentuk perhatian pemda yang sangat serius kepadaorang asli Papua dalam rangka memberdayakan mereka, sehingga bisa maju dan mandiri.
Bidang lainnya, seperti pemberdayaan masyarakat lokal di bidang peternakan sapi dan lain sebagainya merupakan suatu kebijakan yang cukup luar biasa. “Hanya saja pola pikir (mindset) mereka yang perlu kita benahi secara perlahan agar bagaimana bisa merubah paradigma berpikirnya ke arah yang labih maju,”tandas Malagapi.
Jadi, pernyataan beberapa sumber tadi dihadapan Staf Khusus Kepresidenan hanya sedikit keliru. Kita perlu luruskan masalah itu, sehingga tidak berimbas pada hal-hal yang merugikan pihak pemda, tambahnya. (rim/Red)