Lensapapua– Ketua yayasan solidaritas Papua berkarya, Wahyudi Ko Kimlaeng, mengemukakan, tahun 2014 lalu yayasan ini bekerjasama dengan pemerintah provinsi Papua Barat untuk mengadakan pelatihan-pelatihan untuk peningkatan kapasitas aparat kampung di 3distrik, bersama dengan jaringan pemberdayaan generasi muda Papua Barat. Jelasnya. (05/5)
Terkait dengan hal ini, maka pada hari ini kita bisa menyaksikan penyerahan dana desa sesuai Undang-Undang nomor 6 tahun 2014. Ini merupakan satu ungkapan syukur buat masyarakat yang ada dikampung-kampung maupun desa, karena dihari ini bisa menerima dana desa yang nilai nominalnya kurang lebih Rp. 200 juta, tutur Yudi sapaan sehari-harinya.
Tetapi sangat disayangkan, karena berdasarkan UU nomor 6 tahun 2014 sesuai yang sudah dikomitmenkan bahwa pemerintah akan memberikan dana desa itu maksimal Rp.1 Milyar, Tapi pada realisasinya ternyata tidak mencapai Rp 1 Milyar, beber Yudi.
Menurut Yudi komitmen awal pemerintah RI yang berkaitan dengan usaha-usaha untuk bagaimana masyarakat membangun daerah atau kegiatan pembangunan secara nasional yang diawali dari kampung bisa disharingkan dan kemudian bisa kembali mencoba untuk mengingat komitmen-komitmen tersebut.
Hal ini tentu seperti kita ketahui bersama bahwa sistim pembangunan Button Up (Berani bawa keatas) sangat diprioritaskan, maka dengan adanya dana desa ini kita harapkan aparat kampung tidak lagi mengajukan proposal-proposal, tetapi bisa memanfaakan dana desa yang dikucurkan langsung dari APBN, terang Yudi.
Selain itu, kata Yudi penggunaan dana desa ini juga harus dipertanggungjawakan aparat kampung, sesuai dengan peruntukkannya.
Terkait dengan dana yang diterima aparat kampung ini, dan jika berbicara mengenai pembangunan untuk wilayah Papua dan Papua Barat dan beberapa wilayah tertinggal yang ada di Indonesia, dana 200 juta ini tentu tidak mencukupi, karena seperti yang kita ketahui bersama bahwa dulu juga ada dana PNPM Mandiri dengan nominal kisaran antara 200-300 juta dan maksimalnya sampai Rp. 500 juta, tapi ternyata dana ini juga tidak bisa menjawab seluruh kebutuhan masyarakat, seperti membangun jembatan dan lain sebagainya.
Maka terkait dengan penyelenggaraan kegiatan yayasan kami di tahun 2014 sudah sangat optimal, karena banyak aparat kampung yang menyampaikan apresiasi atas kegiatan yang kami laksanakan tersebut, hal ini juga menjadi tanggungjawab kita bersama, karena sebagai anak bangsa kita harus bisa melihat ini, terlepas pembinaan dari pemerintah setempat, dan ini sudah menjadi komitmen kami untuk menyelenggarakan ataupun melihat aparat kampung, dan tambah Yudi, di 2015 ini yayasan kami akan bergeser ke Manokwari selatan untuk melakukan pendampingan disana , dengan harapan melalui penyelenggaraan kegiatan yang kami lakukan ini, bisa memberikan dampak positif bagi masyarakat kampung, terang Yudi.
Kami berharap kegiatan yayasan di tahun 2015 akan kembali kami lakukan diwilayah Kabupaten Sorong, karena kerjasama dengan pemerintah provinsi untuk sementara dialihkan ke Manokwari Selatan, kami juga sudah mencoba berkomunikasi dengan pemerintah, dengan harapan ada fedbacknya, karena proses pendampingan bagi aparat kampung sangat dibutuhkan sekali, apalagi dalam penyusunan laporan pertanggungjawaban, penyusunan rencana program, pembuatan anggaran pendapatan belanja desa, termasuk dengan rencana kegiatan pemerintah kampung harus disiapkan, karena setiap tahunnya terus berkelanjutan dan diajukan kepemerintah.
Pertanggungjawaban dan perencanaan akan direalisasikan pada penggunaan dana desa ditahun berjalan dan ditahun berikutnya, Dan diharapkan ini bisa berlaku secara kontinyu karena ditahun ini, baru 117 kampung didaerah ini yang sudah menerima dana desa, dari jumlah itu kata Yudi, 30 lebih kampung sudah diberi pelatihan, dan aparat kampung yang sudah dilatih ini juga sudah siap untuk melakukan pengelolaan dana desa tersebut, bebernya.
Untuk kita ketahui bersama, setelah aparat kampung dilatih maka yayasan kami juga memberikan sarana pendukung seperti komputer dan perangkat pendukung lainnya, tetapi harus kami akui bahwa ada 3 kampung yang tidak bisa mengikuti pelatihan dengan tuntas, dikarenakan minimnya komunikasi dan juga yayasan kami masih memberikan pendampingan hingga 3 bulan kedepannya, sambil melihat hasil yang dicapai para aparat kampung tersebut, terang Yudi. (Red)