
Lensapapua– Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sorong Kepas Kalasuat, S.Pd, M.Pd, menyatakan saat ini khusus kebutuhan akan tenaga pendidik di daerah ini perlu mendapat perhatian.
Hal ini menurutnya, masih ada berbagai sekolah khusus yang ada di wilayah pinggiran, pesisir maupun wilayah pedalaman jumlah tenaga pendidik masih tidak sebanding dengan jumlah siswa yang ada.
Demikian dijelaskan Kepas Kalasuat kepada sejumlah media, usai mengikuti penyerahan Dokumen Penggunaan Anggaran (DPA) 2017 dan penandatangan pakta integritas yang diikuti oleh seluruh
Aparatur Sipil Negara yang ada di daerah ini, Selasa (24/1).
Ketika disinggung terkait dengan program SM3T (sarjana mengajar di daerah tertinggal, terpencil dan terluar) yang saat ini melalui program GGD (guru garis depan), sambung Kalasuat itu merupakan program pemerintah pusat untuk pemerataan tenaga pendidik tersebut ke berbagai daerah sesuai dengan kebutuhan.
Jadi, setelah mereka selesai mengabdi setahun di daerah sesuai masa kontraknya, patra sarjana dari berbagai dispilin ilmunya itu kembali ke lembaga perguruan tingginya untuk mengikuti PPG (pendidikan profesi guru) setahun.
Selanjutya, setelah mereka selesai mengikuti PPG bisa mendaftarkan diri secara online. Jika lulus maka mereka kembali ditempatkan atau mengbadi sebagai CPNS di daerah dimana pernah mereka bertugas sebelumnya.
“Hanya saja yang menjadi perhatian salah satu syarat yang harus dipenuhi bagi alumni sarjana yang berasal dari lembaga pendidikan swasta nilai IPK (indeks prestasi konulatifnya) harus 3,0. Hal ini bagi alumni sarjana putra daerah papua yang mengikuti pendidikan di luar daerahnya sedikit mengalami kesulitan,”tandasnya.
Sebab IPK yang dipersyaratkan itu belum tentu bisa terpenuhi. Saran saja kalau bisa IPK bagi alumni sarjana pendidikan bagi putra putri Papua dari yang dipersyaratkan itu bisa turun menjadi IPK 2,5.
Dengan demikian mereka bisa diterima untuk mengajar sesuai dengan latar belakang disiplin ilmunya, harap Kalasuat. (rim/red)