Lensapapua – Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Sorong mengadakan kegiatan pelatihan KSP (koperasi simpan pinjam) dan pelatihan budi daya jamur.Khusus untuk KSP diikuti oleh 10 koperasi dengan mengirimkan masing-masingnya dua orang peserta Ketua dan sekretaris).
Kalau untuk budi daya jamur dengan jumlah peserta 15 orang, dengan instruktur yang kita undang dari Malang, Jawa Timur, ujar Kepala Dinas Koperasi dan UKM setempat La Ole, S.Sos, MM, Senin (11/4).
Instruktur yang kita undang ini adalah mereka yang sudah berpengalaman dalam budi daya jamur. Kegiatan ini didukung oleh dana Otonomi Khusus Papua tahun 2016, ujar La Ole.
Dengan adanya kegiatan pelatihan ini yang kita harapkan bagaimana para pengurus baru di koperasinya bisa memahami tentang koperasi simpan pinjam baru pertama kali kita lakukan pelatihan. Kalau koperasi umum memang sudah pernah kita lakukan pelatihan, aku La Ole.
“Khusus untuk pelatihan budi daya jamur para peserta terlebih dahulu mengikuti teori, dan setelah itu baru mereka akan mengikuti kegiatan lapangan (praktek), yang akan dilaksanakan di SP3 nanti. Sedangkan untuk koperasi simpan pinjam prakteknya akan dilaksanakan di Hotel Podomoro SP3,” bebernya.
Lanjutnya, pelatihan budi daya jamur nantinya peserta diharapkan bisa mengetahui sejak awal memulai lakukan pengelolaan hingga sampai produksi, dan selanjutnya hasil itu bagaimana bisa dipasarkan untuk mendatangkan hasil bagi kelompok itu sendiri.
Ia mengaku, memang budi daya jamur termasuk masih langkah, karena kita di Kabupaten Sorong baru pertama kali dilaksanakan.
La Ole menambahkan, khusus untuk KSP kita adakan pemberian bantuan berupa satu set kursi, meja dan mesin ketik kepada 10 koperasi dimaksud. Sedangkan bagi peserta pelatihan budi daya jamur kita belum bisa berikan bantuan, ya hanya saja biaya transport pesertanya saja, katanya.
Sementara itu, instruktur Ir. Bambang Sujoko, yang kesehariannya bertugas di Dinas Koperasi dan UKM Malang, mengatakan dirinya diundang untuk memberi materi seputar dunia kewirausahaan. Apalagi saat ini kita sudah masuk era Masyarakat Ekonomi Asia (MEA), sehingga perlu adanya suatu perubahan pola pikir.
Unit organisasi simpan pinjam sebagai lembaga untuk ksejahteraan bagi anggotanya khusus kegiatan yang bersifat produktif. Anggota koperasi produktif ini dengan sendirinya usaha yang digelutinya bisa berkembang maka secara otomatis koperasi akan baik, pungkasnya.
“Jadi intinya perlu ada perubahan yang kita kemas agar bagaimana orang (para anggota) bisa simpan pinjam yang mampu memberikan pengembangan usahanya harus dibedah,” jelas Bambang menambahkan. RED