Lensapapua– Penjabat Bupati Yan Piet Mosso, S.Sos, MM, melalui Asisten III Setda Kepas Kalasuat, S.Pd, M.Pd, menuturkan batik ecoprint digunakan dari bahan-bahan alam.
Dalam beberapa tahun belakangan ini, kain batik menjadi trend busana sangat terkenal dan menarik.
Bahkan, tidak terbatas pada batik tulis dan cap saja. Sekarang berkembang lagi batik kontemporer, salah satunya batik ecoprint.
Sesuai dengan nama eco dari kata ekosistem (alam). Sedangkan print dapat dianalogikan mencetak, jelas Kepas, mengutip sambutan Pj. Bupati Sorong, saat membuka berlangsungnya pelatihan ecoprint diikuti pengurus dan anggota DWP daerah ini.
Lebih lanjut, batik ekoprint dibuat dengan cara mencetak bahan-bahan yang ada di dalam alam. Salah satunya adalah daun.
Batik ecoprint merupakan batik yang digunakan berasal dari bahan-bahan alam sebagai media cetak serta warnanya. Sistemnya pun dengan menjiblak dedaunan.
Dan, setelah berproses selanjutnya direbus motif batik ecoprint nantinya akan kelihatan lebih kontemporer. Dibandingkan dari batik menggambar atau mencetak dengan motif klasik, urai Kepas.
Ketua Dharma Wanita Persatuan Ny Linda Japsenang mengatakan dengan mengikuti kegiatan pelatihan batik ecoprint, dia berharap kepada peserta bisa menularkan kepada yang lain untuk menjadi ketrampilan bagi suatu ekonomi kreatif.
Selain dengan ketrampilan membatik, tentu kita berharap dapat menambah pendapatan bagi perekonomian keluarga.
Sementara itu, Ketua Bidang Pendidikan DWP Ny Yuli Samori meminta dengan adanya kegiatan pelatihan ini dapat menambah SDM anggota dharma wanita di Kabupaten Sorong.
Kegiatan yang berlangsung selama dua hari, dan berakhir Sabtu 1 Oktober 2022, dia berharap melalui pelatihan membatik ini bisa menjadi suatu nilai seni, yang memiliki nilai jual pada orang lain.
Untuk mendukung pelaksanaan kegiatan ini, ungkap dia, bersumber dari dana hibah Pemkab Sorong sebesar Rp 49 juta.
Acara pembukaan kegiatan pelatihan ini ditandai dengan pengalungan tanda peserta. Serta sesi foto bersama. (rim/red)