Lensapapua– Ketua badan Pengurus Yayasan Shine School, Paul menjelaskan bahwa Shine School merupakan sekolah yang akan menghadirkan lingkungan belajar yang kondusif dengan menerapkan pola asrama. Shine School juga mendukung pembentukan pola hidup peserta didik dengan sistem pembinaan keluarga asuh.
“Dengan pola asrama, disini kami menghadirkan tenaga pengajar yang juga sebagai orang tua asuh bagi peserta didik. Jadi beberapa pengajar kesehariannya hidup bersama anak-anak, ini membantu dalam keterikatan emosional mereka tentunya,” terang Paul.
Selain itu, Bahasa Inggris jadi bahasa pengantar dalam belajar maupun sebagai bahasa utama saat berkomunikasi sehari-harinya. Tak hanya itu, anak-anak juga akan dilatih berbahasa Mandarin. Kedua bahasa itu dinilai sebagai bahasa mayoritas yang digunakan di dunia.
“Kami utamakan bahasan Inggris karena ini merupakan bahasa internasional, sehingga mereka harus terbiasa dengan itu. Selanjutnya, kami pilih bahasa Mandarin karena merupakan bahasa perdagangan dunia,” jelasnya.
Paul menambahkan, jika pemerintah sudah memiliki payung hukum terkait kewajiban memasukkan Bahasa Moi dalam kurikulum pendidikan, maka Shine School juga siap mengakomodir hal tersebut.
Nurbaya, salah seorang tenaga pengajar mengungkapkan bahwa anak-anak memiliki kemampuan adaptasi yang sangat baik. mereka yang baru mengikuti pembelajaran sejak Agustus lalu, kini sudah cukup mahir berbahasa Inggris.
Saat ini Shine School memiki sebanyak 16 siswa yang merupakan putra-putri asli Papua dari berbagai suku. Ani, salah satu siswi merasa sangat bahagia karena diberi kesempatan untuk mengenyam pendidikan di Shine School. Ani mengakui bahwa sekarang dirinya sudah mulai terbiasa berbahasa Inggris.
“Enak meskipun agak sedih jauh dari orang tua. Pertama disini, agak susah belajarnya karena harus pakai bahasa Inggris semua, tapi sekarang sudah terbiasa dan tidak bingung lagi,” ungkap gadis belia tersebut.
Perasaan haru juga diungkapkan orang tua dari salah satu siswa Shine School. Pasalnya anak yang dahulu tidak tau apa-apa, kemudian dijemput dari kampung oleh Ibu Wa Ode Likewati (Staff Ahli Bidang SDM Kabupaten Sorong), sekarang sudah banyak perubahan.
“Terharu sekali, saya ingat dulu Ibu Wa Ode jalan jemput anak-anak di kampung, saat itu mereka tidak tau apa-apa. Tapi sekarang saya lihat sendiri mereka sudah jauh berubah ke arah positif. Mereka jadi semangat belajar lagi, pandai bahasa Inggris juga, saya sebagai orang tua merasa bangga. Saya berterimakasih kepada Bapak Bupati yang sudah menggagas ide ini untuk anak kami.
Terimakasih juga untuk Ibu Staff Ahli Bidang SDM, dan semua pengajar disini yang juga menjadi orang tua asuh bagi anak-anak kami. Kami bersyukur sekali. Kami juga berharap anak-anak tetap semangat belajar supaya jadi manusia berguna untuk siapapun,” tandasnya. Red