Lensapapua– Bupati Tambrauw, Gabriel Asem, SE, M.Si atas nama pemerintah daerah menyampaikan terima kasih kepada masyarakat dan pihak gereja yang telah memberi dorongan kepada Pemerintah Pusat sehingga bisa terbentuknya daerah ini hingga menjadi sebuah daerah yang definitif. Kita sebagai aparatur abdi Negara dan abdi masyarakat tentu hal apa saja yang harus kita lakukan dengan dilandasi rasa tanggungjawab. Tidak lain yang harus kita lakukan pelayanan dengan baik kepada seluruh masyarakat .
”Jangan kita beda-bedakan masyarakat kaki ba-abu ka, kaki telanjang atau berpakaian yang compang camping dan pandangan yang keliru seperti itu adalah salah.” Kita bekerja karena adanya dorongan dan niat kita yang tulus hanya semata-mata untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat, tanpa terkecuali,”imbaunya.
Kita upayakan harus memberikan pelayanan terbaik untuk masyarakat.” Saya sering menerima masyarakat tidak mengenal waktu lagi, dan protokoler tidak berlaku di Bupati Tambrauw. Saya tidak mau kedatangan masyarakat ada semacam sekat pemisah. Karena mereka datang akan menyampaikan sesuatu yang baik diterima sebagai dasar acuan saya untuk bekerja.
Kembali Bupati Asem mereview sedikit seputar perjalanan dari Sausapor menuju di tempat ini (Distrik Kwoor) dengan melakukan konvoi bersama rombongan. “Biasanya kalau ada mobil patroli pengawal (Patwal) berada pada barisan terdepan membunyikan sirinenya bahwa pertanda tidak bisa di stopkan oleh siapa-pun. “ Tapi saat di belokan kediaman Bupati, ada Dewan Adat Yembun, Marthen Yewen bersama putranya harus stopkan mobil yang ditumpanginya dan langsung berhenti untuk mengakut mereka. Dengan nada tawa Bupati Asem, ya….!!!! itu semuanya demi pelayanan. Apalagi tadi juga semuanya punya tujuan yang sama untuk mengikuti kegiatan ini, cetusnya.
“Bukan itu saja yang kita lihat sebagai bukti kesederhanaan seorang Bupati Asem dalam membangun kebersamaan dalam tugas pengabdiannya, di mana sering crew media ini meliput berbagai kegiatan di Sausapor sedikit tercengang.”
Bisa juga ya, seorang Bupati yang sudah melaksanakan tugasnya hingga pukul 17.00 petang dengan cukup melelahkan seharian, apalagi tugas-tugasnya yang menyita waktu begitu padat, tapi jika ada masyarakat atau tamu yang sudah menunggu di kediaman, setelah turun dari mobil ia langsung bergegas masuk kamar hanya untuk ganti pakaian dinasnya saja.
Selang interval waktu beberapa menit saja, sang Bupati yang lebih suka mengenakan celana pendek dan berbaju kaos itu langsung menyambangi dan melayani tamu dengan mengumbar senyum khasnya. Hal ini pertanda sosok atau figur seorang Bupati Asem, jelasnya banyak dicintai oleh rakyatnya.”Bahkan ia-pun rela abaikan aturan protokoler sebagai pejabat Negara, hanya karena untuk melayani rakyatnya.” Akankah pejabat publik setingkatnya bisa mengikuti irama seperti yang telah dilakukan Bupati Asem? Jawabannya, mungkin sulit-sulit juga ditebak—— karena tergantung dari stay life (cara hidup) seseorang saja yang bisa menentukan semuanya.( AK/Red )