banner 468x60

Terbentuknya Kabupaten Tambrauw : Dorongan dari Masyarakat dan Pihak Gereja

banner 120x600
banner 468x60

banner 325x300

Lensapapua– Bupati Tambrauw, Gabriel Asem, SE, M.Si atas nama pemerintah daerah menyampaikan terima kasih kepada masyarakat dan pihak gereja yang telah memberi dorongan kepada Pemerintah Pusat sehingga bisa terbentuknya daerah ini hingga menjadi sebuah daerah yang definitif.  Kita sebagai aparatur abdi Negara dan abdi masyarakat tentu hal apa saja yang harus kita lakukan dengan dilandasi rasa tanggungjawab. Tidak lain yang harus kita lakukan  pelayanan dengan baik kepada seluruh masyarakat .

”Jangan kita beda-bedakan masyarakat kaki ba-abu ka, kaki telanjang atau berpakaian yang compang camping dan pandangan yang keliru  seperti itu adalah salah.” Kita bekerja karena adanya dorongan dan niat kita   yang tulus hanya semata-mata untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat, tanpa terkecuali,”imbaunya.

Kita upayakan harus memberikan pelayanan terbaik untuk  masyarakat.” Saya sering menerima masyarakat tidak mengenal waktu lagi, dan protokoler tidak berlaku di Bupati Tambrauw. Saya tidak mau kedatangan masyarakat ada semacam sekat pemisah. Karena mereka datang akan menyampaikan sesuatu  yang baik diterima sebagai dasar acuan saya untuk bekerja.

Kembali Bupati Asem mereview sedikit seputar perjalanan dari Sausapor menuju di tempat ini (Distrik Kwoor) dengan   melakukan konvoi bersama rombongan. “Biasanya kalau ada mobil patroli pengawal  (Patwal) berada pada barisan terdepan membunyikan sirinenya bahwa pertanda  tidak bisa di stopkan oleh siapa-pun. “ Tapi saat di belokan kediaman Bupati, ada  Dewan Adat Yembun, Marthen Yewen   bersama putranya harus stopkan mobil yang ditumpanginya dan langsung berhenti untuk mengakut mereka.  Dengan nada tawa Bupati Asem, ya….!!!!  itu semuanya demi pelayanan. Apalagi tadi juga semuanya punya tujuan yang sama untuk mengikuti kegiatan ini, cetusnya.

“Bukan itu saja yang kita lihat sebagai  bukti  kesederhanaan  seorang Bupati Asem dalam membangun kebersamaan dalam tugas pengabdiannya, di mana sering crew media ini meliput berbagai kegiatan di Sausapor sedikit tercengang.”

Bisa juga ya,  seorang Bupati yang sudah  melaksanakan tugasnya hingga pukul 17.00 petang dengan cukup melelahkan  seharian, apalagi tugas-tugasnya yang menyita waktu  begitu padat, tapi jika ada masyarakat atau tamu yang sudah menunggu di kediaman, setelah turun dari mobil ia langsung  bergegas masuk kamar hanya untuk  ganti pakaian dinasnya saja.

Selang  interval waktu beberapa menit saja, sang Bupati yang lebih suka mengenakan celana pendek dan  berbaju kaos  itu  langsung menyambangi dan melayani tamu dengan mengumbar senyum khasnya. Hal ini pertanda sosok atau figur seorang Bupati Asem, jelasnya banyak dicintai oleh rakyatnya.”Bahkan ia-pun rela abaikan aturan protokoler sebagai pejabat Negara, hanya karena untuk melayani rakyatnya.” Akankah pejabat publik setingkatnya bisa mengikuti irama seperti yang telah dilakukan Bupati Asem? Jawabannya, mungkin sulit-sulit  juga ditebak—— karena tergantung dari stay life (cara hidup) seseorang saja yang bisa menentukan semuanya.( AK/Red )

 

 

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.