Lensapapua– Pada tahun 2015 mendatang akan ada perubahan sistim Akuntansi, dari semula berbasis Kas menjadi Full Akrual Basis, maka para pengelola keuangan yang ada di Kabupaten Sorong ini harus dibekali dengan pengetahuan Bimbingan teknis (Bimtek) lokakarya dan lain sebagainya, kata Dra.Sri Penny Ratnasari,MM.CfrA.CA. Direktur pengawasan penyelenggaraan keuangan daerah wilayah III. Jumat (31/10).
Sri mengapresiasi para pengelola keuangan yang ada di Kabupaten Sorong yang turut mengikuti Bimtek selama empat hari dihotel Swiss Bell Kota Sorong, karena para peserta sangat proaktif dalam mengikuti bimbingan teknis (Bimtek) yang dilaksanakan oleh BPKAD Kabupaten Sorong dengan mengundang narasumber dari BPKP pusat maupun BPKP perwakilan Papua Barat, apalagi pada bulan Agustus lalu sekitar 90 orang para pengelola anggaran juga telah mengikuti Bimtek di Jogya, kemudian disini juga sesuai dengan laporan ketua panitia jumlah pesertanya cukup signifikan, ujar Sri.
Menurut Sri, pihak Pemkab Sorong sangat antusias sekali serta bersemangat untuk bagaimana bisa belajar sistim ini dengan cepat dan sebaik mungkin, karena diprovinsi Papua belum ada satu pemerintah daerah yang berinisiatif untuk mempelajari sistim ini, kalau untuk daerah Papua Barat mayoritas sudah belajar sistim Akrual ini tetapi diantara semua itu hanya Kabupaten Sorong yang termasuk lebih aktif, tuturnya.
Ditambahkannya, para peserta juga tidak hanya belajar tentang sistim Akuntansi berbasis Akrual dengan Aplikasi SIMDA Keuangan versi 2.7 saja, tetapi harus juga bisa mengaplikasikannya mulai dari perencanaan sampai pada pelaporan dalam hal ini harus langsung dipraktekkan, karena mulai bulan November ini pemerintah daerah sudah harus memasukkan APBD 2015, maka apa yang dipelajari saat ini akan langsung diimplementasikan dengan penyusunan APBD 2015 yang sudah diharuskan berbasis Akrual, Kami tim dari BPKP siap mengkawal mereka ini pada bulan Januari mendatang, apakah masih ada kekurangan-kerungannya dalam mempraktekkan nya nanti, tegas Sri.
Tentunya sistim Akuntansi berbasis Akrual ini juga akan mempermudah kami dalam pendampingan pengimplementasiaannya, karena bagaimana pun kalau mereka menggunakan alat yang kami bangun tentu akan lebih mudah, dibanding jika mereka menggunakan alat atau produk yang dibangun oleh yang lainnya, meskipun pihak BPKP bukan bermaksud pilih kasih, jika mereka menggunakan produk dari yang lain tetapi tetap akan kami damping, kata Sri.
Sri mengakui, selama ini pengguna SIMDA belum pernah ada masalah, hanya sedikit terkendala jika operatornya sering berganti-ganti, dimana kemudian penggantinya itu belum tentu secanggih operator pertama tadi, maka nya kami menghimbau agar pergantian operatornya atau SDM nya jangan terlalu cepat, harus bisa diajari atau dikaderisasi terlebih dahulu, kemudian terkadang juga kendalanya dari hardware nya yang kurang dijaga, misalnya harusnya menggunakan password, tetapi tidak digunakan kode kunci atau diberitahukan pada teman atau oranglain, sehingga orang lain tersebut bisa merusak atau meng Hacker (otak-atik) sistim SIMDA yang sudah sesuai aturan, beber Sri.
Sistim Akuntansi berbasis Akrual dengan menggunakan Aplikasi SIMDA ini dengan sistim yang pertama adalah, kalau transaksi basis Kas pencatatan transaksi harus berdasarkan Kas masuk dan Kas keluar, tapi dengan menggunakan sistim SIMDA ini tidak harus seperti itu lagi, misal nya untuk semua asset akan dibuat penyusutan, sementara kalau dulu pencatatan asset tersebut tidak pernah ada penyusutannya, disinilah salah satu perbedaannya, terang Sri. (Red)