Lensapapua– Freddy Wibowo, General Service Manager mewakili PT.Inti Kebun Sawit, Mengatakan bahwa, pihaknya sangat berharap adanya persamaan persepsi dari hasil rapat pertemuan yang dilaksanakan dengan pihak pemerintah daerah Kabupaten Sorong, yang dilaksanakan diruang pola milik Pemkab Sorong. 02/10.
Lebih lanjut dijelaskannya, pertemuan ini bertujuan untuk mencari solusi atau menyamakan persepsi supaya kepentingan masyarakat dan investasi yang kita rencanakan bisa terjembatani dengan baik, sehingga pihaknya bisa segera melakukan kegiatan diwilayah Distrik Seget Kabupaten Sorong, ujarnya.
Dengan harapan kami, agar perekonomian didaerah ini bisa meningkat, masyarakat bisa sejahtera dengan mendapatkan pekerjaan maupun dalam bentuk-bentuk lainnya, dan sesuai dengan peraturan yang berlaku nantinya pihak kami juga bisa memberikan plasma sebesar 20% dan kami berharap hal ini bisa terealisasi dengan baik, olehnya itu kami sangat membutuhkan dukungan dari semua pihak, baik itu dari pemerintah provinsi Papua Barat, Pemerintah daerah Kabupaten, masyarakat maupun dari pihak-pihak terkait lainnya, harapnya.
Untuk diketahui, sampai saat ini PT.Inti Kebun Sawit belum beroperasi, karena kami masih menyelesaikan ganti rugi tanaman tumbuh, kalau dari sisi perizinannya semua sudah beres, hanya tinggal menunggu penyelesaian ganti rugi ini selesai baru kami lakukan langsung dilapangan, imbuhnya.
Sementara untuk luasan tahap pertama yang akan kami olah menjadi perkebunan kelapa Sawit sesuai keputusan yang kami terima seluas 13.485 Hektar, dan rencananya tahun depan baru akan dilakukan pembibitan yang membutuhkan waktu 9 bulan, dari kecambah sampai bibit tersebut siap ditanam, tetapi sambil menunggu pembibitan tersebut bisa berjalan, kami juga bisa sambil membuka pembukaan hutan, dengan target per tahun nya bisa sekitar 2.000 Hektar, jelasnya.
Untuk tenaga kerja, tentu kami lebih memprioritaskan tenaga lokal sebanyak 70% dengan 2 kategory, yakni tenaga lokal asli pribumi dan tenaga lokal yang berdomisili disekitar area atau Ring I perkebunan, baik itu dari suku Jawa, atau dari suku manapun yang biasa juga disebut disini dengan tenaga lokal, kalau untuk tenaga-tenaga skill nya biasanya kalau kita tidak kekurangan maka kita tidak datangkan dari luar daerah, tetapi tenaga-tenaga kerja yang kita datangkan dari luar biasanya kalau kita membutuhkan transfer tehnologi maupun knowledge supaya bisa dipahami oleh masyarakat bagaimana caranya meramu hutan menjadi perkebunan, pungkas Fredy. (Red)