Lensapapua– Berbicara tentang pariwisata, potensi pariwisata yang ada di kawasan Kabupaten Sorong juga sangat luar biasa,tidak kalah dengan potensi wisata yang ada di Kabupaten Raja Ampat.Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian dari berbagai Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) bahkan dari peneliti dunia.
Apa lagi ditunjang dengan Infrastruktur darat nya yang sudah lengkap.Walau pun jalannya belum bagus maksimal, tetapi hal ini sudah sangat luar biasa,dan proses mempercepat satu tujuan wisata,beda dengan di Raja Ampat yang harus mempersiapkan Speed Boad BBM dan lain sebagainya.
Max Binur salah satu aktivis dari Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Belantara Papua, mengatakan bahwa dirinya tahu persis potensi-potensi wisata yang ada di Kabupaten Sorong.Bahkan Ia sudah mengelilingi seluruh wilayah Kabupaten Sorong dengan merekam berbagai hal termasuk mendokumentasikan fhoto dan Video. Ungkapnya. Pada rapat pembahasan potensi wisata bersama Dinas Pariwisata.Senin 25/8.
Ia mengakui bahwa banyak hal sebenarnya yang harus dilakukan didaerah ini,seperti membentuk Tim khusus yang akan melakukan Survei atau Monitoring atau pemegang potensi wisata yang ada didaerah ini, Agar bagaimana dokumentasi tersebut untuk dapat dipublikasikan,terlepas dari Draf dokumen yang nantinya masuk pada APBD anggaran Pemkab Sorong.Katanya.
Seperti contoh Kali panas yang ada di Klayili,kebetulan disana kami ada buat juga program Hutan bersama masyarakat lalu kami buat dokumentasi,kami buat Web untuk promosi,lalu kami publis lewat Video.Agar dunia tahu bahwa di Klayili ada kali panas.Dan terbukti banyak tanggapan-tanggapan dari Negara luar apa benar di Klayili ada kali panas, dan kami jawab iya benar bahkan kami himbau jika mereka datang ke Negara kita dalam hal ini daerah Klayili,kami siap mendampingi,mengantar ketempat tersebut. Terang Max.
Hal-hal kecil sederhana seperti inilah yang perlu kita lakukan bukan hanya Dinas Pariwisata saja,tetapi kita semua,untuk mulai mempromosi potensi wisata yang ada didaerah kita ini.
Lanjutnya, sekarang intinya bagaimana kita me-managemen kan proses ini dengan baik,sehingga kalau ada Turis yang datang, Dinas Pariwisata tahu dan Turis tersebut pun membayar pajak nya ke Pemda,dan juga membayar pajak kepada masyarakat pengelola tempat wisata tersebut.Imbuhnya.
Kami berharap,setelah draf dokumen resmi ini diserahkan untuk disahkan, Dinas Pariwisata harus membentuk tim, tetapi jangan dimonopoli Dinas Pariwisata saja,Karena nantinya pendapatan tersebut akan bisa berdampak langsung pada masyarakat,LSM termasuk perguruan tinggi terlibat secara bersama-sama dalam tim untuk mengelola proses ini.Karena kalau sudah terstruktur dengan format yang bagus,tidak perlu harus menunggu APBD. Ujarnya.
Karena kalau kita mau menunggu anggaran dari APBD disahkan baru kita bekerja,sampai kapan kita akan menunggu. Jangan kita terfokus pada adanya anggaran dari APBD baru kita bangun pariwisata.Tapi mari kita coba buka pariwisata tersebut melalui promosi dari masyarakat dikampung. Tegas Max.
Dengan demikian nantinya tim yang sudah terbentuk bisa dijual dalam arti untuk melakukan kerjasama dengan lembaga penelitian lainnya seperti melakukan penelitian tentang Burung,Kupu-Kupu dan lain sebagainya,ini lah yang nantinya dapat memberi uang masuk kepada kita. diluar dari pada yang sudah dilakukan resmi oleh pemerintah daerah dalam hal ini Dinas Pariwisata.Bebernya.
Kalau kita mau mengembangkan pariwisata,jangan kita berharap turis datang lalu pariwisatanya bisa jalan,hal ini tidak mungkin. Kita harus tawarkan sesuatu yang benar-benar mempunyai nilai ekonomis.
Dengan demikian kami berharap adanya gerakan bersama dari semua pihak ,pemerintah daerah dan termasuk masyarakat dikampung-kampung,untuk bagaimana kita menindak lanjuti proses dari semua ini. Pungkas Max. (Red)