Lensapapua – Masa operasi perusahaan tambang migas PetroChina dipastikan diakhiri pada awal tahun 2016 mendatang. Hal ini disampaikan oleh Residen manajer PetroChina Int’l Bermuda Ltd Area Sorong, R. Tata Mardianta kepada awak media, Jumat (6/11) di Swissbel Hotel.
“Kabar itu benar adanya, Petrogas akan mengambil alih operasi eksploitasi Minyak dan Gas di Kabupaten Sorong”, kata Tata Mardianta. Hal itu dimungkinkan berkaitan dengan peraturan tentang komisariat operasi perusahaan, dimana Petrogas memegang saham sebesar 60%, dan PetroChina memiliki 30%. sementara 10% saham lainnya dikuasai oleh BUMN Pertamina.
Dengan demikian, sebagai pemegang saham terbesar dalam area operasi tersebut Petrogas memiliki hak mutlak untuk mengambil alih pengoperasian eksploitasi. “Terkesan terlambat, karena kontrak produksi Migas di Kabupaten Sorong hanya tinggal sekira 4 tahun saja, yakni hingga tahun 2020. Itu karena menyangkut kesiapan dalam berbagai aspek Petrogas sendiri, sehingga sejak awal kontrak ditangani oleh PetroChina”, beber Mardianta.
Tata menambahkan, secara teknis tidak ada perubahan operasi baik dalam hal kegiatan industri maupun program pemberdayaan masyarakat sekitar perusahaan (CSR) serta tentunya Dana Bagi Hasil (DBH) migas. “Semuanya masih sama dan akan terus dilaksanakan hingga akhir kontrak tahun 2020 mendatang, yang berbeda hanya operatornya saja”, terangnya.(Red)