Lensapapua, Pandemi Covid-19 menjadi kendala tersendiri bagi warga masyarakat untuk berkomunikasi jarak jauh, khususnya yang berdomisili di wilayah 3T atau terdepan, terluar, dan terisolir.
Kebutuhan komunikasi ini di beberapa daerah menjadi kebutuhan mendesak ketika pekerjaan dan pendidikan harus dilaksanakan secara daring karena adanya pandemi.
Kondisi tersebut semakin memprihatinkan karena operator telekomunikasi komersial belum berani menanamkan investasinya di kawasan 3T.
Tenaga Ahli BAKTI Bidang SIKAP dan Perijinan, Hendra Efendi kepada wartawan menyebutkan, pemerintah menyikapi kondisi komunikasi di wilayah 3T tersebut dengan mengeluarkan program pembangunan base trasciever station (BTS).
“Yang sudah dibangun adalah sebanyak 7.904 BTS dengan alokasi 60% untuk Papua, sedangkan sisanya dibagi ke Kalimantan, Sulawesi, Maluku dan Nusa Tenggara,” beber Hendra.
Khusus di Kabupaten Sorong dialokasikan pembangunan 173 BTS dan sudah on air sebanyak 168. Sedangkan sisanya akan diaktivasi oleh provider pelaksana.
“Belum berfungsinya 5 BTS terkendala dengan letak geografis dimana ada daerah yang akses jembatan penghubung terputus dan kendala lainnya. Segera akan diaktifkan, kata Efendi.
Pembangunan BTS ini selain untuk memfasilitasi masyarakat agar dapat ber-internet gratis, juga sebagai stimulan pagi penyedia jasa komunikasi komersial.
“Jadi selama ini kan provider belum berani investasi ke sana (wilayah 3T,red), dengan pembangunan ini nantinya mereka akan melihat potensi pasar di wilayah tersebut dan akan membangun jaringan mereka sehingga akses komunikasi telepon maupun internet akan semakin mudah didapatkan masyarakat, tutup Hendra Efendi. red