Lensapapua – Kepala Dinas Kehutanan Kabupaten Sorong Ir. Benyamin A. Hallatu, MM, mengatakan kalau bicara dari sisi kehutanan tentu selaku pemerintah bagaimana ada keterlibatan masyarakat dalam pembangunan. Dengan demikian saat investasi masuk ke daerah ini tidak akan terjadi palang memalang atau saling klaim tentu kepemilikan lahan, ujarnya saat memberikan materi pada acara dialog publik selamatkan hutan adat Moi, Kamis 26/5).
Saya bicara dari sisi kehutanan tentu tidak setuju untuk membuka hutan secara sembarangan dan hutan harus dijaga terus bagi masyarakat yang ada di dalam kawasan hutan Jika anugerah Tuhan yang ada di dalamnya tidak dikelolah dengan baik dan tidak ada yang marah karena ini diskusi yang harus kita lakukan bersama.
“Ingat, saya setuju bahwa hutan adalah mama.” Bahkan di dalam aturan hutan adalah anugerah yang harus dikelolah dengan baik, dan hanya saja tidak boleh ada miskomunikasi di antara kita ini berarti setiap langkah harus kita duduk bersama.
Lanjutnya, untuk melakukan investasi ada Amdal (analisa mengenai dampak lingkungan), seperti contohnya di kawasan ekonomi khusus kita di kawasan Arar Mayamuk, bahkan ada masyarakat yang datang melapor bahwa tanaman mangrove sudah ditebang semuanya, dan saya katakan bahwa tak ada pembangunan yang tidak ada pengorbanan.
Namun demikian dalam pengelolaan lingkungan ada zona-zona pelindung dan penyangga yang di dalamnya akan terus dipertahankan. “Saya pernah bilang kepada investasi yang masuk jangan kita hanya bicara saja kalau bicara zona penyangga mari kita libatkan semua masyarakat untuk menjaganya, dan jangan kalian abaikan,” beber Hallatu.
Nah, ini yang saya lihat pada saat investasi mana yang masuk kita bicarakan untuk saling menghargai tentang kepemilikan melalui dokumen-dokumen yang jelas kita harus hargai. Intinya hak kepemilikan adat tetap dijaga dan dihormati, tutupnya. (rim/red)
