Bintuni, Lensa Papua – Kabupaten Teluk Bintuni merupakan daerah penghasil Minyak dan Gas (Migas) serta memiliki Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang sangat tinggi dibandingkan dengan Kabupaten/ Kota di Papua Barat. Rabu (13/7)
Namun sangat disayangkan, Kabupaten yang sudah dimekarkan 13 tahun lalu ini dikategorikan sebagai daerah termiskin di Provinsi Papua Barat. Padahal sudah dua periode pemeritahan dipimpin mantan bupati drg Alfons Manibuy DESS, Teluk Bintuni mendapat predikat opini 3 kali Wajar Tanpa Pengecualian (WTP).
Angka kemiskinan di Kabupaten Teluk Bintuni terus meningkat, masyarakat masih hidup dibawah garis kemiskinan, hal ini menjadi tugas prioritas pemerintahan baru di daerah ini,
Bupati Teluk Bintui, Ir Petrus Kasihiw, MT.,kepada Awak media Di Kantor Bupati mengatakan, menghadapi masalah ini maka segala program prioritas akan difokuskan untuk menurunkan angka kemiskinan.
“Yang paling inti dalam menghadapi angka kemiskinan yang sangat tinggi di Papua Barat ini, maka segala program prioritas pemerintahan baru, akan diarahkan untuk menurunkan angka kemiskinan” ucap Petrus Kasihiw
Lanjut bupati yang juga mantan kepala Bappeda Kabupaten Tambrauw ini, dalam rencana strategi (Renstra) pemerintahan Teluk Bintuni kedepan akan dibuat capain penurunan kemiskinan setiap tahun hingga lima tahun kepemimpinan Pit-Matret.
Program pembangun difokuskan pada masalah pendidikan, kesehatan, ekonomi rakyat dan infrastruktur, dalam rangka menunjang segala aktivitas pembangunan di Kabupaten Teluk Bintuni.
“Kita ingin Bintuni dapat bersaing tidak hanya ditingkat wilayah, daerah, nasional tapi kalau boleh ditingkat internasional, sumber-sumber hasil kita sudah dikenal dimana-mana tapi orangnya belum dikenal, karena itu orang Bintuni harus dikenal dimana-mana” cetusnya. (ian/RED)