Lensapapua – Angka penyebaran Stunting ada dilima distrik Kabupaten Sorong dengan jumlah yang berbeda beda. Sementara prevalensi stunting ada 274 kasus.
Oleh sebab itu, kita harus punya komitmen yang sama dalam upaya penurunan angka stunting di daerah ini. Ujar Pj. Bupati Sorong Yan Piet Moso. S.Sos. MM. Saat membuka kegiatan sosialisasi pernikahan dini dan kesehatan alat reproduksi, yang diselenggarakan di alun alun Aimas Kabupaten Sorong, Rabu (19-10/22)
Terjadinya kasus ini karena masalah gizi kronis, yang disebabkan kurangnya asupan gizi dalam jangka waktu tertentu. Sehingga terganggunya pertumbuhan dan perkembangan anak.
Kita bisa melihat apabila anak usia sebenarnya lima tahun, tapi kelihatannya seperti anak usia satu tahun. Berarti dapat disimpulkan anak tersebut menderita stunting.
Stunting itu dapat menyebabkan tinggi badan anak terlambat. Jika, dilihat dari anak seusianya pasti ada perbedaan.
Hal itu sejalan dengan Peraturan BKKN Nomor Nomor 12 Tahun 2021 tentang Rencana Aksi Nasional Percepatan Penurunan Angka Stunting di Indonesia. Dan merupakan salah satu program strategis nasional, baik pusat maupun pemerintah daerah.
Dalam rangka percepatan penurunan angka stunting di daerah ini, tentu dibutuhkan intervensi kebijakan bagaimana melakukan berbagai langkah penanganan, yang cepat dan tepat. Imbunya.
Usai kegiatan, beberapa perwakilan siswa siswi yang hadir kurang lebih 600 orang, diberikan vitamin penambah darah, dan turut hadir juga kepala BKKBN Papua Barat, dinas P2KBP3A, kementerian agama Kabupaten Sorong, TNI/Polri serta undangan lainnya. Red
.