Lensapapua, Biak Numfor – Tak ada seorang pun yang bisa memprediksi kapan jatuh sakit. Inilah yang dialami oleh Sigid Januar Pribadi (51), Kepala Kejaksaan Negeri Biak. Dengan bangga, ia mengaku pengalamannya menggunakan kartu JKN-KIS tak pernah mengecewakan. Sigid merupakan salah satu dari ribuan peserta Program Jaminan Kesehatan Nasional–Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) yang sudah merasakan manfaat dari Program JKN-KIS yang diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan. Sigid sempat didiagnosa menderita penyakit hypertensi, stroke serta pecah pembuluh darah, hingga akhirnya hasil pemeriksaan medis yang dilakukan dokter menyarankan untuk dilakukan operasi pada Agustus tahun 2018 lalu.
Saat ditemui disela-sela rangkaian kegiatan peringatan HUT Adhyksa ke-59 di Kantor Kejaksaan Negeri Biak, Senin (22/07) Sigid dengan penuh semangat berbagi kisah ketika operasi dilakukan disalah satu Rumah Sakit pemerintah di Kota Makasar.
“Dari awal masuk Rumah Sakit hingga masa pemulihan selama kurang lebih 2 bulan, pelayanan yang didapat sangat baik, saya dilayani dengan sangat cepat dan ramah oleh petugas rumah sakit, tidak ada perbedaan pelayanan yang dirasakan antara pasien peserta JKN-KIS dengan pasien umum lainnya, ini tentu karena adanya koordinasi yang baik antara BPJS Kesehatan dengan pihak rumah sakit,”jelasnya.
Tak hanya itu, Sigid mengatakan selama dirawat hingga masa pemulihan, tidak sepeserpun biaya yang ia keluarkan. Menurutnya, ia merasakan manfaat gotong royong yang erat dengan program jaminan kesehatan tersebut.
“Saya merasa sangat tertolong berkat JKN-KIS, inilah falsafah dari BPJS Kesehatan dengan gotong royong semua tertolong. Jika saya hitung-hitung semua biaya operasi hingga masa pemulihan saya selama ini mungkin sudah mencapai ratusan juta rupiah, beruntung saya telah menjadi peserta JKN-KIS, sehingga semua biaya ditanggung sepenuhnya tanpa iur biaya satu rupiahpun, nol rupiah. Sungguh luar biasa sekali manfaat program ini, apalagi jika dibandingkan dengan besaran iurannya dan manfaatnya,”ungkapnya.
Selain itu, Sigid juga mengakui telah banyak perbaikan yang telah dilakukan oleh BPJS Kesehatan di Usianya yang ke-51 tahun ini. Salah satu yang ia rasakan yaitu penerapan rujukan online. Dengan rujukan online, ia tidak perlu khawatir jika surat rujukan dari FKTP hilang, karena semua informasi telah terekam dan dapat diakses oleh rumah sakit yang dijadikan rujukan dalam suatu sistem online. Sehingga menurutnya sistem ini sangat mempercepat penanganan dan mempermudah proses administrasi di rumah sakit.
Sigid berharap ke depan program ini semakin berkembang dengan keunggulan-keunggulan lainnya agar masyarakat yang belum memiliki kartu menyadari betapa program ini sangat membantu masyarakat.
Di akhir perbincangan, Sigid pun berpesan kepada setiap badan usaha dan masyarakat yang belum terdaftar dalam Program JKN-KIS agar dapat memahami akan pentingnya menjaga kesehatan dan selalu mendukung Program JKN-KIS yang telah berjalan. Dan juga tepat waktu dalam membayar iurannya.
“Saya mengajak seluruh penduduk Indonesia dan seluruh penduduk Biak Numfor pada khususnya, untuk bersama bergotong-royong menjadi peserta Program JKN-KIS yang dikelola oleh BPJS Kesehatan. Sudah seharusnya sebagai warga negara yang baik harus ikut mendukung program pemerintah. Kalau bukan kita, siapa lagi yang akan menjalankannya. Kita yang gotong royong pasti kita juga nanti yang akan dapat manfaatnya,”tutupnya.(red/rin)