Lensapapua, Biak – Plt Kepala Dinas Kesehatan Biak Numfor, Daud Duwiri yang juga adalah Jubir Gugus Tugas percepatan Penanganan C-19 Biak Numfor menjelaskan, kondisi 13 pasien C-19 (11 pasien C-19 dari Biak ditambah 2 pasien C-19 dari Supiori) dalam keadaan sehat atau tidak menunjukkan gejala, dan saat ini tengah dirawat di RSUD Biak Numfor.
“13 pasien C-19 dalam kondisi sehat, ada batuk tapi batuk ringan biasa saja, saat ini mereka tengah dirawat dengan baik di RSUD Biak, disana suasananya santai, semua sehat dan tidak ada yang diinfus, masing-masing pasien dirawat dengan baik dan tentunya mendapat dukungan moril dari tenaga medis yang merawat,” jelasnya.
Duwiri menyebut bahwa 2 PDP yang terkonfirmasi positive C-19 pada Kamis (30/4/2020) salahsatunya adalah anak dari dari PDP 01 (pasien C-19 pertama), sedangkan yang satunya nya lagi merupakan Orang Asli Papua (OAP) saat ini masih dicaritau bagaimana pasien ini bisa terpapar karena pasien ini tidak kemana-mana dan hanya di Biak saja, di duga mengarah ke transmisi lokal (penularan setempat yang terjadi dari penderita ke orang lain dalam satu wilayah)
Terkait lokasi karantina, dijelaskan terbagi di beberapa tempat yaitu untuk 13 pasien positive C-19 dirawat di RSUD Biak. Pasien yang hasil swabnya negative dikarantina di Hotel Mapia Biak. Untuk tenaga medis yang merawat pasien C-19 dan terkonfirmasi rapid test positive dikarantina di Nirmala Hotel, sementara untuk di Diklat Ibdi akan di siapkan untuk masyarakat yang rapid test nya terkonfirmasi positive. Bagi tenaga kesehatan yang bertugas merawat pasien C-19 diisolasi di penginapan di area Mandow.
Disebutkan pula, saat ini ada total 20 rapid test lagi yang akan dikirim untuk diperiksa di Laboratorium Litbangkes Jayapura dan 20 pasien rapid tes tersebut akan segera dikarantina di Diklat Ibdi.
Sementara itu, Direktur RSUD Biak Numfor dr Richardo Mayor menjelaskan bahwa RSUD Biak sebagai salah satu rumah sakit rujukan C-19 di provinsi Papua sejak Januari 2020 telah mempersiapkan diri untuk menjadi rumah sakit rujukan dan saat ini di RSUD Biak ada 12 kamar (setiap kamar 4 tempat tidur) yang terdapat di tiga gedung yang berbeda untuk melayani pasien C-19.
Richardo menyebut,Prosedur pelayanan pasien C-19 di RSUD Biak alurnya sudah di atur dan di jaga dengan baik/ketat agar aman untuk pasien dan tenaga medis, ada sekitar lebih dari 100 tim kesehatan yang turun merawat pasien C-19 yang terdiri dari Dokter Spesialis, Dokter umum, Perawat, Bidan, Petugas Kebersihan, Petugas Kamar Jenazah, Petugas Ambulans, Security dan lainnya semua di lengkapi dengan APD ketika akan melayani pasien.
“Untuk kesiapan APD di RSUD Biak ada 1500 APD yang tersedia dan ini cukup untuk satu bulan, sedangkan untuk alat rapid test dari Dinkes tahap pertama 200 pcs sudah habis,terakhir yang 20 itu yang mau dikirim ke Litbangkes Jayapura, namun dari Pemkab Biak sudah pesan lagi dari Jakarta sebayak 1000 pcs, tinggal menunggu transportasi saja akan dikirim, kalau untuk kebutuhan di Biak kita butuh 30.000 Rapid test dan itu akan kita adakan secara bertahap,” pungkasnya.
Dokter Richardo berharap masyarakat lebih meningkatkan kewaspadaan dan mengikut anjuran pemerintah untuk terus melakukan social distancing atau jaga jarak, dirumah saja serta selalu menjaga kesehatan.