MANOKWARI, Lensapapua.com – Dua sekolah di Distrik Masni yang sebelumnya menolak dilakukan imunisasi campak dan rubella melalui himbauan status salah satu petinggi agama di Papua Barat akhirnya mendapatkan sosialisasi dan pemahaman dan advokasi dari tim medis Dinas Kesehatan Provinsi papua barat.
Petugas Pengelola Imunisasi Papua Barat Hendrik Marisan melalui siaran realesenya mengungkapkan, latar belakang penolakan orang tua/wali, masyarakat di distrik Masni kepada petugas pelayanan kesehatan tim medis Puskesmas Masni ini terjadi pada tanggal 2 agustus 2018 kemarin, dikarenakan belum adanya sosialisasi dan pemahaman yang benar tentang sisi positif dan manfaat pemberiaan vaksin Measles Rubella (MR) untuk memberikan perlindungan terhadap penyakit campak dan rubella.
” Jadi setelah kita dapat laporan dari rekan – rekan medis di lapangan terkait aksi penolakan ini, kami lalu membentik tim advokasi dinas provinsi dan pada sabtu, 4/8/2018 kemarin, resmi kami lakukan pertemuan dan sosialisasi di balai desa setempat,”Ujar Hendrik Marisan, dikutip dalam realese.
Alhasil dalam pertemuan itu, dan setelah warga masyarakat menerima informasi tentang manfaat dan kerugian vaksin kepada masyarakat dan dampak jikalau anaknya tidak mendapatkan vaksin imunisasi tersebut, warga masyarakat justru telah sepakat mensukseskan kegiatan pencanangan dan introduksi pemberian vaksin Measles Rubella harus bisa maksimal.
” jadi dalam pertemuan itu menghadirkan semua lintas sektor mulai dari para guru-guru, para imam, kepala distrik, polsek distrik masni, danramil, kepala kampung yang ada di distrik masni membuat hasil sangat memuaskan dan berkomitmen bahwa distrik masni harus mencapai 100%,”Tukasnya. (ian)