Lensapapua – Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Herizet, ST, MT, mengatakan dengan adanya laporan kerusakan, pihaknya langsung berkoordinasi secepatnya dengan Dinas PU Papua Barat. Ujarnya pada saat dialog bersama LLP RRI Sorong dengan tema “Tanggab Bencana di 100 Hari Kerja Pj. Bupati Sorong yang diselenggarakan di hotel Aimas. Rabu (14-09/22)
Kemudian lanjut dijelaskan Heri, langkah pertama, kami melakukan adalah normalisasi di sepanjang aliran sungai. Memang saat hujan terjadi luapan air kemana-mana, karena akibat curah hujan yang cukup tinggi.
Normalisasi yang kita lakukan, baik di Distrik Aimas dan Distrik Salawati untuk melakukan pembersihan penumpukan-penumpukan yang ada di badan sungai.
Termasuk, infrastruktur yang ada di dalamnya mengganggu. Sampai saat ini pihaknya masih melakukan kegiatan pembersihan.
Kita lakukan pembersihan pada aliran sungai tentu untuk mengantisipasi, jika terjadinya hujan agar tidak terjadi banjir lagi.
“Memang masih banyak PR yang menjadi tanggung jawab pihaknya. Apalagi di sekitar pinggiran sungai ada bangunan-bangunan ini yang menjadi ruang gerak dalam kegiatan pembersihan menjadi sangat terbatas,” aku Heri Zet.
Pada kesempatan yang sama, Plt Kepala Dinas Sosial Amatus Turot, S.Hut, M.Si, menuturkan evaluasi dan mitigasi langkah yang dilakukan pihaknya, tentu kami telah mendapat arahan dari Pak Pj bupati sudah sangat jelas, terkait langkah penanganan banjir ini.
Selaku instnasi teknis, kita harus pastikan bahwa masyarakat itu aman, sehat, dan tidak boleh terdampak masalah sosial. Untuk itu, kami selaku instansi teknis awalnya harus mengevaluasi dulu.
Jika, para korban banjir itu belum terjadi kerusakan pada alat masak, maka pihaknya membantu berupa sembilan bahan kebutuhan pokok bagi masyarakat yang terdampak.
Begitu pula apabila terjadi banjir ada kerusakan alat masak masyarakat, seperti kompor misalnya. Langkah pertamanya kami distribusikan bahan makanan siap saji itu untuk warga korban banjir di Distrik Salawati dan Aimas.
Kalau di Distrik Sayosa Timur, Beraur, Hobart dan Distrik Malabotom itu kita beri bantuan Sembako.
Jadi, kalau secara sosial sesuai arahan bupati sudah kami lakukan dengan baik.
“Kami tidak bekerja sendiri. Kami juga harus gendeng dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah, TNI, Polri dan relawan,” ungkap Turot.
Sementara itu, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Aminadab Lobat, S.Sos, M.Si, mengemukakan, bencana banjir yang terjadi khusus di wilayah Kabupaten Sorong, kronologisnya terjadi mulai 22 Agustus 2022.
Hal ini diawali dengan hujan intensitas sedang, tinggi, bahkan sampai curah hujan yang ekstrim.
Dia kembali mengutip apa yang disampaikan sebelumnya oleh Pak bupati, bahwa di daerah ini hujan atau bencana banjir terjadi di 8 distrik. Akibatnya, terjadi luapan air.
Nah, setelah pihaknya mendengar laporan dari masyarakat, kepala kampung maupun Kadistrik (camat), dan mendengar informasi itu, dirinya langsung melaporkan kejadian itu ke Pj Bupati Sorong.
Mendengaar laporan tersebut, Pj bupati memerintahkan untuk segera mengambil langkah-langkah cepat, dengan mengadakan rapat koordinasi dan langsung membentuk tim.
Meski demikian, kami di BPBD tidak bekerja sendiri. Tapi ada rekan-rekan (relawan) kami yang ada di lapangan.
Relawan-relawan yang ada, kata Lobat, mereka (relawan) sudah menangani hal itu, (membantu masyarakat korban banjir) sejak awaL kejadian.
Kami dari BPBD juga langsung turun lapangan untuk melihat kondisi riil yang terjadi. Dan sekaligus mengambil langkah-langkah penanganan sesegera mungkin, tambahnya. Red
