Duka Memilukan Warga Eks Transmigrasi Segun

banner 120x600
banner 468x60

banner 325x300

Bayumi Warga Eks Transmigrasi Segun

Lensapapua  Bayumi adalah salah satu warga eks transmigrasi daerah Segun kabupaten Sorong yang secara Sah memiliki Sertifikat lahan Trans dan belum terdata hingga saat ini,yang diatas lahan eks trasn nya sedang dibangun bandara Internasional Segun kabupaten Sorong.

Bayumi menjelaskan kronologis kejadian yang dialaminya kepada Media ini Jumat 17/1.hingga Ia keluar dari daerah transmigrasi Segun,awalnya kami masuk ke Segun sebagai warga transmigrasi pada tahun 1989 sebanyak 31 Kepala Keluarga (KK) pada tahun 2001 keluarlah Sertifikat kepemilikan lahan tersebut atas nama saya,namun sampai tahun 2009 semua warga yang dulunya masuk bersama saya sudah meninggalkan lahannya masing-masing.Katanya.

Karena kehidupan disana sangat sulit, apalagi transportasi kesana juga belum ada,serta  untuk membawa hasil kebun ke daerah Kurnia saja kami harus berjalan kaki selama 3-4 jam,akhirnya saya pun keluar dari sana pada tahun 2009.Terang Bayumi.

Selanjutnya pada tahun 2011 saya bersama istri pernah menyampaikan hal ini kepada Bupati Sorong saat bertemu di daerah Katapop II Majaran dalam kampanye Pilkada Bupati,dan Bupati mengatakan akan mengganti rugi semua lahan warga yang pernah mendiami Segun.Jelasnya.

Kemudian pada tahun 2012-2013 saya mendapat informasi bahwa lahan kami akan diganti rugi oleh pemerintah daerah,berkat bantuan teman akhirnya Tahun 2013 tepatnya bulan Desember yang lalu sayapun mencoba mengkonfirmasikan hal ini kepada dinas perhubungan (Ir.Natanael M.Si) yang pada hari itu juga baru selesai mengadakan pembayaran lahan warga sebanyak 28 KK yang besarnya 40 Juta Rupiah per KK.

Akan tetapi jawaban yang kami dapatkan dari kepala dinas perhubungan sangat mengejutkan,karena nama saya tidak ada dalam data pembayaran ganti rugi tersebut.Kemudian pada hari Jumat 17/1-2014 saya kembali mempertanyakan hal ini pada kepala dinas Perhubungan, namun jawaban yang saya terima lebih tidak Manusiawi lagi karena lahan kami akan dihargai senilai 5 Juta Rupiah per Hektar.Keluhnya.

Dengan kejadian seperti ini apakah wajar lahan kami dihargai senilai 5 Juta Rupiah ? mengingat lahan tersebut sudah kami kelola selama 20 Tahun dan tanaman tumbuh diatas lahan tersebut juga cukup banyak seperti pohon Kelapa,Cokelat,Nenas dan lain sebagainya.Imbuhnya.

Sebagai warga trans yang kecil dan Miskin dan sebagai rakyat jelata yang telah memilih bapak Stevanus Malak sebagai Bupati kami,kami mohon perhatian dan pertimbangan dari pemerintah daerah dalam hal ini Bupati Sorong,agar dapat melihat kehidupan kami serta nasib dan masa depan anak-anak kami  kedepan nantinya.Harap Bayumi. (Red)

 

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.