YP. Moso Sambut Baik Kunjungan Tim Balai Bahasa Papua

Pj. Bupati Sorong usai bahas revitalisasi bahasa
banner 120x600
banner 468x60

Lensapapua – Penjabat Bupati Sorong Yan Piet Moso, atas nama Pemda dan masyarakat di daerah ini menyambut baik atas kunjungan dari tim Balai Bahasa Provinsi Papua.

banner 325x300

 

Kunjungan ini merupakan salah satu bagian agenda pemerintah, dan lebih khusus di Kementerian Pendidikan Riset dan Teknologi RI.

 

Agenda tadi merupakan silaturahmi biasa kita sebagai anak-anak bangsa. Kita juga diskusi bersama hal apa saja yang harus kita buat untuk bangsa dan suku wilayah kita sebagaiman, a yang disebutkan tadi dari teman-teman Balai Bahasa Provinsi Papua, terkait dengan revitalisasi bahasa daerah.

 

Mengapa harus dilakukan revitalisasi bahasa. Indonesia dan kita di Papua mengalami dekradasi nilai budaya dan bahasa, jelas Moso, Jumat (24/2-2023), usai berlangsungnya pertemuan dengan tamu-tamu tersebut.

 

Dengan adanya perkembangan transformasi dan modernisasi setiap perubahan-perubahan yang terjadi. Katakan saja saya orang Papua pergi kuliah di Jawa misalnya, jika saya tahu bertutur bahasa Jawa, ketika pulang saya punya kebanggan tersendiri.

 

Tapi sebaliknya bahasa daerah saya sendiri rendahkan. Bahkan, saya menganggap tidak penting, dan terkadang juga anak-anak saya juga sendiri tidak diajarkan, ingat Moso.

 

Padahal betapa pentingnya bahasa daerah kita sendiri. Bahasa itu, sambungnya, merupakan sebuah identitas diri yang semestinya kita jaga dan lestarikan atau kita kembangkan sebagai kekayaan modal kita yang besar, kekayaan bangsa dan kekayaan kita di daerah.

 

“Sesungguhnya bahasa daerah itu merupakan salah satu bagian dari nilai- nilai budaya. Katakan, hari ini kita bicarakan pendidikan itu juga lahir dari budaya,” bebernya.

 

Jadi, pertemuan tadi kami bicara agenda itu, terkait revitalisasi bahasa daerah, khususnya bahasa Moi. Karena bahasa Moi juga jumlah penuturnya ada hampir sekitar tiga atau empat bahasa.

 

Begitu juga di Kabupaten Maybrat meski satu bahasa daerah saja. Hanya yang membedakan dialeknya. Seperti halnya di Teminabuan, Kabupaten Sorong Selatan ada bahasa Tehit, bahasa Kokoda, bahasa Inanwatan dan masing-masing suku memiliki bahasa tersendiri.

 

Seperti, yang dijelaskan narasumber sebelumnya tadi bahwa di Papua ada sekitar 428 bahasa. Saya entah percaya atau tidak jumlah itu sangat banyak, katanya.

 

Untuk itu, yang kita bangga hari ini seberapa jauh kita bisa mewariskan nilai kepada anak-anak generasi kita ke depan. Kita wariskan sebuah nilai  identitas budaya sebagai simbol suku atau bangsa kita umumnya.

 

Moso kembali mengenangkan, saat dirinya berada di  Negara Kanguru Australia, ada salah satu bule di sana tanyakan ‘pace kamu dari mana ? Tanpa basa basa basi lagi,  langsung spontan saya menjawab, I’m come from Indonesia.

 

Karena saya bangga  sebagai orang atau anak  Indonesia merupakan salah satu Negara yang hebat. Begitu juga ketika kita ke Jakarta, jelasnya bangga karena kita orang Papua atau anak Moi di sana.

 

Lanjutnya, saat ini kita juga sudah memiliki kamus bahasa Moi, sehingga  berharap  akan kita hadirkan semua elemen masyarakat  menjadi titik awal bahwa betapa pentingnya  revitalisasi bahasa daerah sebagai ciri khas kita di se-antero Nusantara ini.

 

Tadi juga dari tim Balai Besar Bahasa Provinsi Papua sudah koordinasikan bahwa akan dilaksanakan Rakor revitalisasi bahasa daerah.

 

Kita di Kabupaten Sorong siap  menjadi tuan rumah Rakor yang akan digelar pada 15 Maret nanti di gedung Aimas Convention Center, tambahnya. (rim/red)

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.