Lensapapua– Salah satu kriteria untuk bisa menjadi tenaga pengajar/Dosen pada perguruan tinggi “harus memiliki Nomor Induk Dosen Nasional” maka setiap Perguruan Tinggi Swasta (PTS) harus menyiapkan tenaga dosen minimal 6 orang yang memiliki kualifikasi S2 dan mempunyai ilmu yang sama dalam program study tersebut, kata Festus Simbiak, Ketua Kopertis XIV, usai pelaksanaan wisudawan/ti di STKIP Muhammadiyah Sorong. Sabtu (8/11).
Tenaga pengajar/dosen lulusan S1 bisa direkrut, tetapi tidak sebagai tenaga dosen, tetapi sebagai asisten yang membantu dosen seniornya, berkualifikasi Lektor atau Lektor kepala atau guru besar, karena untuk menjadi seorang dosen bukan hanya dinilai dari usia yang tua, tetapi harus mempunyai jabatan akademik minimal Lektor atau Lektor kepala, jadi lulusan S1 ini bisa membantu Lektor kepala untuk membantu kekosongan yang ada, ataupun untuk mewakili tenaga pengajar yang tentunya tetap bisa bertanggungjawab.
Tetapi dalam kurun waktu satu tahun atau dua tahun lulusan S1 tersebut harus segera dikirim oleh PTS untuk dapat menyelesaikan S2 nya, sambil meminta kepada pemerintah daerah untuk penyediaan dosen di PTS, setidak tidaknya dapat menyediakan dana bagi PTS untuk membayar upah/honor atau lainnya yang diperlukan oleh dosen yang diangkat oleh yayasan di PTS tersebut, tutur Simbiak.
Akan tetapi hal ini juga bisa kita maklumi, karena tenaga-tenaga pengajar atau dosen yang ada di wilayah Papua Barat ini boleh dikatakan masih sangat kurang, oleh karena itu kita harus syukuri jika ada tenaga-tenaga dosen yang berasal dari instansi-instansi lain yang telah relakan waktu dan tenaga untuk membantu, inilah yang menjadi permasalahan di Papua dan Papua Barat ini, karena tenaga pengajar/dosen S2 saja masih minim apalagi dibidang ilmunya, beber Simbiak.
Menurut Simbiak untuk mengatasi ini tentu butuh proses waktu yang tidak bisa dipaksakan, karena jika dipaksakan mencari lulusan S2 sesuai dengan bidang ilmu yang dibutuhkan itu ada di daerah Jawa, tidak mungkin kita paksakan untuk datang ke Papua, karena ketika mereka sampai didaerah ini dan mengalami satu kondisi yang tidak menguntungkan maka mereka pasti akan pulang kembali ke Jawa, katanya.
Tetapi lambat laun akan terjadi perubahan, ketika pelayanan di Papua ini khususnya didaerah Sorong bisa memberikan lebih dari yang mereka dapatkan didaerah Jawa, maka mereka akan tetap berada didaerah kita ini, tutur Simbiak. (Red)