STKIP Muhammadiyah Sorong Akan Buka English Village

Lensapapua – Salah satu program studi pada STKIP Muhammadiyah Sorong, yakni Jurusan Bahasa Inggris, dan terkait hal itu kita akan membuka English Village (Kampung Inggris).

“ Kalau kita hanya memberi kuliah saja berarti hanya kita berikan nilai-nilai dasarnya saja.” Saya mau ada memberi nilai tambah yang lain, ujar Ketua SKIP Muhammadiyah Drs.H.Rustamaji, Kamis (16/4)

Kemarin kita sudah didirikan “English Village”. Jadi, semacam Kampung Inggris yang tahap awalnya kita    siapkan lokasi satu hektare.

Sekarang sedang dilatih tranning of trainner diikuti oleh sekitar 25 mahasiswa dan dosen. Mereka akan dipersiapkan sebagai trainner di English Village ini.

“Kegiatan seperti ini merupakan baru pertama kali di Tanah Papua. Yang dijual adalah anak lulusan SMA kita rekrut dan langsung menginap di tempat kegiatannya,” jelas Rustamaji.

Mereka yang direkrut pertama kita lakukan adalah pemeriksaan kesehatan. Setelah itu mereka langsung diterima, dan menginap  di lokasi kegiatan. “Saya jamin selama sebulan mereka mengikuti, maka kita jamin mereka sudah langsung berbicara dalam berbahasa Inggris, “akuinya.

Begitu pula untuk tingkat SLTP kita juga sudah siapkan fasilitas videonya untuk belajar secara langsung Bahasa Inggris.

Yang  akan membangun di sini nantinya adalah salah satu pendiri di Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri Jawa Timur, yang  namanya Kampung Inggris didirikannya tahun 1986.

Rencana English Village, insya Allah, Mei nanti kegiatannya sudah bisa dimulai di STKIP Muhammadiyah Sorong, kata Rustamaji.

Terkait dengan biaya, lanjut Rustamaji, tentu untuk memperoleh ilmu jelasnya harus ada pengorbanan. Artinya, peserta membayar biaya-biaya  terjangkau.

Lokasi kita di sini  Sorong) dinilai sangat  startegis, dimana sebagai tempat transitnya para turis yang akan ke  tempat wisata bahari Kabupaten Raja Ampat. Jadi nantinya mereka akan langsung mempraktekkan dengan para turis ketika berada di Sorong.

Jadi pesertanya  dari kalangan pelajar, baik dari tingkat, SD sampai SLTA, mahasiswa, dosen, dan terbuka untuk umum. Kita menggunakan metode-metode yang lebih dominan, karena dia akan langsung melakukan atau

mempraktekkan secara langsung, tambahnya. (rim/Red)

Exit mobile version