Lensapapua– Pada awalnya basic saya adalah seorang pelayan di gereja selama kurang lebih 15 tahun, maka jika berbicara masalah organisasi saya sudah bisa pahami bagaimana cara mengabdi ditengah-tengah masyarakat, kata Adam Klow, SPAG.,SH. Ketua DPRD Kabupaten Sorong masa bhakti 2014-2019 yang baru dilantik. Diruang kerjanya, Kamis (04/12).
Adam mengakui bahwa dirinya bernaung dalam naungan partai Golkar sejak tahun 2009, jabatan dalam kepartaian pada masa itu sebagai Komdis ditingkat Distrik Maudus, Ia juga turut ikut bertarung pada masa itu untuk calon Legislatif namun belum berhasil, kemudian tahun 2014 April lalu juga ikut bertarung dalam Pileg, dan puji syukur akhirnya saya dipercaya oleh rakyat menjadi anggota DPRD Kabupaten Sorong, dengan perolehan suara terbanyak, akunya.
Ditambahkan Adam, jika hari ini saya dilantik sebagai ketua DPRD Kabupaten Sorong periode 2014-2019 ini adalah satu hal yang membuat saya secara pribadi merasa sangat bangga dan juga menjadi kebanggaan masyarakat pada umumnya khusus nya masyarakat suku Moi, karena masyarakat telah memberi kepercayaan kepada saya untuk menjadi wakil rakyat disini, beber Adam.
Disinggung mengenai latar belakang dirinya sebagai pelayan dalam gereja, Adam mengatakan bahwa semua itu kembali pada pribadi manusianya, apakah pribadi tersebut akan tertangkap pada politik atau harus keluar dari politik tersebut atau bahkan dia harus berada ditengah-tengahnya, semua itu kita kembalikan pada individualnya, tegas Adam.
Dalam kepengurusan gereja, pertama saya bertugas didaerah Sausapor tahun 1995, kemudian saya dimutasikan dari Sausapor ke wilayah Makbusun SP 3 di Gereja Ora et Labora selama 6 tahun, setelah itu tahun 2009-2010 didaerah Klain 6 selama 2 tahun lebih, kemudian tahun 2013 masuk 2014 saya dipindahkan ke Mariat gunung, jadi masalah berorganisasi saya sudah berkecimpung cukup lama, jika selama ini keberadaan saya lebih banyak diperkotaan kabupaten ini, itu adalah dalam hal pelayanan gereja, ungkap Adam.
Kemudian setelah saya dilantik hari ini tentu saya akan lebih fokuskan melaksanakan tugas sebagai pimpinan dewan, diluar tugas kedewanan secara structural ada aturannya sendiri, tetapi dalam hal pelayanan kita bisa saja sewaktu waktu laksanakan, karena masalah pelayanan kepada jemaat gereja adalah masalah pribadi masing-masing dengan Tuhannya, kita tidak boleh memutus hubungan dengan Tuhan karena itu berbahaya, tegas Adam. (Red)