Pertahankan Nilai Budaya Melalui Sanggar Seni

banner 120x600
banner 468x60

Drs.David Womsiwor

Lensapapua – Sanggar Arai’ma didirikan tahun 2003 waktu itu dengan nama Sadukurmasa yang berkedudukan di Kelurahan Rufei, Sorong Barat, Kota Sorong. Keberadaan sanggar ini bagaimana kita bisa mencintai nilai budaya sendiri sangat tepat perlu kita pertahankan melalui sanggar seni, baik pada saat ini maupun generasi kita di masa yang akan datang,  ujar pendiri sanggar David Womsiwor, Kamis (22/1).

banner 325x300

Nama  itu berubah setelah saya pindah di Aimas Kabupaten Sorong yang kemudian diberi nama menjadi Sanggar Arai’ma Papua,   dimana kalau dalam Bahasa Indonesia artinya saya mencintai  Papua, tuturnya.

Kata Arai’ma mengandung arti yang paling dalam, dimana apabila kita mencintai sesuatu dalam keadaan tak berdaya yang tentunya paling pertama kita katakan Ara (kasihan). Saya berkewajiban untuk menampakan  Ara ini agar mudah-mudahan bisa kembali menggugah perasaan generasi muda bisa melanjutkannya.

Yang menjadi beban pikiran, kata Womsiwor, mengingat usia saya semakin tua, dan bagaimana budaya ini bisa ada yang melanjutkan. Bahkan saya mendapat jawaban waktu setelah memasuki usia senja seperti ini, akuinya.

Tahun 2014 lalu saat kunjungan kerja Mendikbud Mohammad Nuh (Kabinet Jilid II SBY), dalam rombongan tersebut ada Dirjen Kebudayaan sempat sambangi rumah saya, dan pertanyaannya, kenapa asset ini tidak bisa dilihat pemda. Ini kekayaan nasional (nusantara) bagaimana bisa melihat kondisi yang ada ini bisa mendapat perhatian.

Namun, saya menjawab ya kondisi saya seperti ini. Sembari berharap kalau dari kementerian berkenan ingin  mau membantu saya sampaikan terima kasih, ujar Womsiwor, yang kesehariannya sebagai Kepala SDI 51 Aimas.

Dari permintaannya itu, Dirjen Kebudayaan meminta urus anggaran dasar/ anggaran rumah tangga, akta notaris sekaligus urus hibah, sehingga dengan persyaratan yang ada nanti kami akan bantu.

Itupun berlanjut yang mana setelah mereka kembali ke Jakarta langsung Dirjen Sejarah dan Nilai Budaya, kembali menemui saya  untuk kembali mengecek persyaratannya.

Selanjutnya, saya membuat proposal dan melalui Dinas Pariwisata, Budaya dan Olahraga setempat dalam kurun waktu dua pekan semua persyaratan kami lengkapi termasuk NPWP, rekening bank dan lainnya, sehingga pada 7 November 2014 kami diantar ke Jakarta untuk menandatangi MoU.

Sebagai tindaklanjut dari usulan kami itu, pada tanggal 8 Desember 2014 bantuan dari dari Kemendikbud langsung masuk ke rekening, dengan tujuan untuk merenovasi  sanggar yang dipimpinnya beralamat di Jalan Jeruk, Kelurahan Maliwili Distrik Aimas. Dengan total bantuan Rp 55 juta.

Dari jumlah  dana sebesar itu, dalam pelaksanaan pekerjaan langsung diawasi dari Dinas Pariwisata. Meskipun kondisi bangunan belum selesai semuanya, karena anggaran yang ada tadi tidak bisa mencukupi dengan harga sejumlah bahan bahan material yang ada di sini, ujar Womsiwom, saya bertekad harus kita bisa memulai aktivitas  hari ini, yang langsung diresmikan Bupati Sorong Dr. Drs. Stepanus

Malak, M.Si.

Dalam arahannya, Bupati Sorong akan siap membantu untuk melanjutkan pekerjaan yang tersisa sambil menunggu anggaran. Ia meminta dalam karya-karya seni tersebut perlu terus dibina secara teratur, sehingga bisa lebih baik lagi. (rim/Red)

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.