Lensapapua– Pemerintah Kabupaten Sorong terus mendorong, memotivasi para kelompok peternak OAP (Orang Asli Papua) untuk peningkatan swasembada pangan. Salah satunya dengan pemberian penghargaan bagi peternak hewan/ternak daging sapi.
Hal itu disampaikan Penjabat Bupati Sorong Yan Piet Mosso, S.Sos, MM, melalui Staf Ahli Bupati Bidang SDM Dr. Wa Ode Likewati, SE, MM, saat menghadiri pengumuman dan penyerahan hadiah lomba kontes ternak sapi orang asli Papua, berlangsung di Distrik Mariat, Jum’at (30/9-2022).
Terkait hal itu, Pemkab Sorong terus mendukung. Dukungan itu melalui Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan, di mana tugas dari OPD teknis ini senantiasa selalu memberikan bimbingan dan motivasi kepada petani ternak.
Serta memberikan penyuluhan pendampingan kepada para peternak untuk terus meningkatkan hasil produksinya, jelas Wa Ode.
“Bukan saja seleksi bibit yang unggul. Tapi juga memelihara ternaknya, dalam pelayanan kesehatannya. Sehingga dapat memberikan kontribusi bagi masyarakat di daerah ini,” bebernya.
Dukungan dari Pemkab Sorong, salah satunya memberikan pelayanan kesehatan ternak.
Selain itu, kata dia, memberikan bantuan ternak serta pakannya. Teknik cara pemeliharaan sapi bibit yang unggul, perawatan kesehatan, dan lain sebagainya.
Sementara itu, Kepala Dinas Peternakan Kesehatan Hewan Magriet BH Nauw mengemukakan, soal pemberian bantuan ternak sapi bagi orang asli Papua disesuaikan dengan alokasi anggaran.
Jika, dananya besar bantuan ternak sapi bisa mencapai sekitar 200-an ekor per tahun. Semuanya tergantung dana yang tersedia, katanya.
Melalui kegiatan lomba bagi peternak sapi untuk orang asli Papua. Dengan hadiah juara pertama uang pembinaan Rp 5 juta, juara dua Rp 4 juta, dan juara ketiga Rp 3 juta.
Dengan pemberian uang pembinaan agar mereka bisa termotivasi dalam pemeliharaan atau budidaya sapi.
Dari hasil ternak setelah berkembang atau regenerasi bisa dijual untuk meningkatkan perekonomian petani ternak itu sendiri, sebut Beatris seraya memberikan motivasi.
Kontes lomba sapi kriteria penilaian yang kita adakan ini dipilih oleh penyuluh. Dua di antaranya, yakni sapi betina produktif dan sapi pejantan unggul. Penilaian sama. Melihat warna kulit, berat badan dan tinggi sapi.
Hal lain yang menjadi penilaian apakah itu ternak sapi milik sendiri . Kalau milik sendiri sudah berapa lama beternak.
Begitu pula sapi bantuan kapan peternak itu peroleh. Waktunya sejak tahun berapa. Jadi semuanya kita menilai.
Bagi yang meraih juara pertama itu diperoleh bantuan sejak 2014 dan bertahan sampai sekarang ini, tambahnya. (rim/red)