Lensapapua– Pembentukan Majelis Muslim Papua (MMP), diharapkan mampu mendorong solidaritas antar umat beragama di Papua. Selain itu, pembentukan MMP, kata Sayid Fadhal Alhamid, wakil Ketua MMP pusat, yang ditemui media ini, Jumat (17/1), bisa memberikan pemahaman kepada masyarakat umum maupun Pemerintah.
Lebih lanjut Sayid menerangkan bahwa pendekatan agama yang harus dilakukan di Papua, dengan pendekatan budaya.
“Cara mengajarkan agama bagi masyarakat Papua, tidak bisa dipaksakan seperti di Jawa ataupun daerah lainnya,” kata Fadhal.
Beberapa contoh diambil Fadhal untuk menjelaskan bahwa cara mengajarkan agama islam di Papua itu, harus dengan pendekatan adat dan budaya masyarakat. “Anak-anak Papua muslim, tidak bisa dimasukan ke pesantren seperti di Jawa. Mereka pasti tidak betah, dan itu sudah seringkali terjadi. Anak-anak yang dikirim ke Jawa untuk belajar di Pesantren di Jawa, minta pulang,”ungkap Fadhal.
Salah satu program MMP adalah memberikan solusi bagi permasalah seperti ini, MMP berencana akan mendirikan sebuah pesantren di Kaimana yang sistem pengajarannya, dengan cara pendekatan dan budaya Papua.
Lebih lanjut dikatakan Fadhal, ada beberapa organisasi muslim yang sudah melakukan dakwah dan kegiatan islami lainnya, dan MMP disini dibentuk untuk melengkapi apa yang belum dilakukan oleh organisasi lainnya.Terangnya. (ved/Red)