Masyarakat Distrik Segun Siap Dilokalisir

banner 120x600
banner 468x60

Kadis Perhubkominfo Natanel

Lensapapua– Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kabupaten Sorong Ir. Natanael, M.Si menyampaikan apresiasi kepada warga yang bermukim di Kampung Klawoton Distrik Segun yang siap dilokalisir ke Kampung Klawoton baru di Distrik Moi Segin.

banner 325x300

Dengan adanya kesadaran dari warga sebanyak 28 kepala keluarga   (63 jiwa) merupakan masyarakat transmigrasi asal Pulau Jawa dan ada  beberapa KK juga adalah masyarakat asli setempat, ujarnya, Minggu (26/10).

Menurutnya, kalau kita kembali fashback tahun 2009 sesuai dengan  keinginan  Bupati Sorong memang lebih diarahkan di Distrik Segun, karena wilayahnya luas untuk mencari titik koordinat dimana saat itu, kata Natanel bersama konsultan harus berjalan kaki untuk studi kelayakan.

Dari beberapa pilihan yang dibuat ternyata ada tiga pilihan, yakni dua diantaranya di Kampung Arar Distrik Mayamuk,  dan termasuk satunya di Kampung Klawoton, katanya.

Beberapa pertimbangan yang kita lihat ada semacam trend di Kampung Klawoton ini apabila tidak dilakukan suatu pembangunan masyarakatnya makin lama akan makin berkurang. Nah, itu kondisi yang terjadi kala itu. Dengan trend seperti itu, bisa diprediksi bahwa suatu saat Kampung Klawoton ini akan sama dengan Kampung Klasegun dimana lama-lama masyarakatnya makin berkurang, yang sebelumnya ada sekitar 170 KK yang tersisa hanya 28 KK,

Kita sempat lakukan diskusi yang cukup panjang, apakah lokasi ini diizinkan masyarakat untuk dibangun bandara. Kami merasa bangga bahwa sebagian besar masyarakat secara tulus memberikan harapan kepada kami untuk dibangunkan bandara.

“Dan setelah kami usulkan ternyata di lokasi ini cocok dengan apa yang diinginkan pemerintah pusat, karena membangun tidak saja sekedar hanya kemauan dari daerah saja, tetapi ini merupakan serangkain dari kesepakatan keseluruhan instansi terkait(stakeholders), baik ada gubernurnya, Dinas Perhubkominfo provinsi,  Biro Hukum, Bagian Tata Ruang, dan lainnya,” jelas Natanael.

Hal ini harus disatupadukan. Dari beberapa lokasi yang kita tawarkan itu,  mereka menilai sangat cocok dengan lokasi  Kampung Klawoton. Artinya,  dari sisi anginnya pun tidak terlalu kencang, karena di lihat pohon-pohon yang ada di sekitar lokasi itu miringnya tidak terlalu ke kiri ataupun ke kanan, dan itu mereka perhatikan setiap pohon itu.

Kalau ada pohon yang terlalu miring ke kiri artinya anginnya kencang sekali. Setelah dari sisi mereka buat penelitian sisi hambatan landing dan takeoff-nya  tidak terlalu gunung-gunung yang menghambat apabila pilotnya akan mendarat di situ. Begitu pula dari sisi ketergangguan ada lingkungan sekitar masyarakat tidak terlalu banyak juga, bebernya.

“Pertimbangannya, karena bandara ini harus steril dalam radius 15 kilometer. Artinya, dari titik runway itu ke kiri, kanan, ke muka –belakang semuanya harus steril sejauh itu merupakan anjuran  dari KKOP ( kawasan keselamatan operasi penerbangan ), dan setelah dilihat semuanya ini ternyata cocok,” ucap Natanael.

Jadi, kami melakukan studi selama tiga tahun sejak 2009 hingga awal 2012, dan pada tahun itu juga mulai lakukan pembangunan melalui APBN. Nah, dengan memulainya pembangunan ini kita tak mungkin lagi mau mundur ke belakang. Terkait hal dimaksud, ia memohon kepada warga untuk mau tidak mau, suka tidak suka harapan kami dengan penuh ketulusan untuk kita kembangkan di kampung yang baru ini.

Saya yakin dengan banyaknya stakeholder maupun instansi terkait  baik dari kesehatan, pendidikan, pemerintahan, Bappeda maupun pemangku jabatan lainnya akan memberikan harapan kepada kita  baik dari sisi pendanaannya maupun sisi infrastrukturnya akan mendukungnya. “Tapi toh itu tidak cukup mungkin bupati bisa membantu anggaran-anggaran lainnya,” pintanya.

Lebih penting lagi dalam waktu yang dekat ini kita manfaatkan saja apa yang ada yang salah satunya genset untuk penerangan yang bisa dimanfaatkan. Mudah-mudahan tidak terlalu lama setelah beberapa bulan ini ke depan adanya listrik masuk desa.

Kalau di tempat lain untuk kebutuhan listrik melalui APBD tanpa ada kerjasama dengan PLN, dan akhirnya biayanya terlampau tinggi. Untuk mengelola satu genset biaya bahan bakarnya sangat tinggi sekali, tetapi kalau kita menyediakan instalasinya, dan selanjutnya diserahkan ke PLN itu kan lebih murah.

 Termasuk untuk memenuhi kebutuhan akan air bersih  dari Dinas PU sudah membuat air di bawah tanah ini tinggal bagaimana menarik air tersebut  untuk  bisa menjadi air baku untuk masyarakat.

“Umumnya di lain tempat untuk membangun bandara banyak lika likunya yang harus dilewati, tetapi membangun Bandara Segun ini bagi saya hampir mulus-mulus saja. Walaupun ada hal palang memalang itu merupakan hal biasa dan merupakan drama kehidupan kita di tanah Papua ini. Kita tidak bisa hilangkan tapi bisa diselesaikan dengan baik, tambahnya.

Begitu pula,  jika ada masalah silakan saja disampaikan kepala kampung setempat untuk selanjutnya dikoordinasikan dengan  kepada kadistrik  untuk segera ditindaklanjuti  secara berjenjang pasti akan ada solusinya, imbau Natanael.

Di penghujung arahannya, Natanael menuturkan,  dalam rangka  untuk  membantu kegiatan  operasional di Distrik Moi  Segin, kami dari Dinas Perhubkominfo akan memberikan satu unit mobil untuk bisa melayani para warga. Namun sebelumnya kami harus siapkan administrasinya supayat tidak menyalahi aturan, ucapnya.(rim/Red)

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.