Lensapapua – Ketua Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Kabupaten Sorong H. Drs. Rustamadji, M.Si, kembali meniru apa yang disampaikan Bupati Dr. Stepanus Malak, M.Si, pada acara syukuran penerimaan penghargaan Bintang Jasa Utama dari Presiden RI, yang berlangsung di Aimas belum lama ini, dimana kata Bupati Malak, bahwa Sorong ini bukan milik kelompok atau suku tertentu saja, tapi daerah ini merupakan milik kita bersama melalui suatu makna menjalin kebersamaan kita sesama kita sebagai anak bangsa yang multikultural, ujarnya, Rabu (2/9).
Lanjutnya, saya sudah di Sorong sudah 40 tahun, tapi belum ada niat untuk pindah ke Jawa. Dengan adanya suatu kebersamaan yang kita jalin selama ini, maka saya lewat kesempatan ini memberi apresiasi kepada Bupati Sorong, yang merupakan anak negeri atau Putra Papua terbaik melalui berbagai langkah terobosan untuk membangun daerah ini dengan keikhlasan hatinya, aku Rustamdji.
“Bayangkan saja dari semua bupati/walikota se- Indonesia yang menerima penghargaan Bintang Jasa Utama hanya tiga kepala daerah, yakni Bupati Sorong Papua Barat, Bupati Minahasa Selatan Sulawesi Utara, dan Walikota Surabaya Jawa Timur,” urainya.
Selama sekian puluhan tahun saya berkeliling di tanah Papua ini belum pernah mendengarkan sebuah pernyataan dari seorang anak asli Papua sebagai penguasa tunggal di daerah bisa menyampaikan suatu pernyataan yang sangat menyejukkan hati kita, ucap Rustamdji.
“Bupati Sorong-pun sangat terbuka, tanpa memandang seseorang dari mana asal atau sukunya,” tapi ia lebih cenderung bagaimana orang itu bisa hidup dan memiliki Sorong ini sebagai kampung halamannya sendiri. Bahkan Bupati Malak juga pernah menuturkan nenek moyang atau orangtua adalah masa lalu, dan generasi muda adalah masa depan yang harus diraih.
Railah masa depan kita di tanah Papua ini merupakan suatu hal yang luar biasa. Kita bersyukur, bahwa hidup di Sorong ini merupakan sebuah model. Kita di Sorong sangat multietnis dan multiagama, jika dibandingkan dengan daerah lain di tanah Papua, tapi kehidupan dalam berbagai perbedaan itu bukan menjadi suatu masalah, dan yang terjadi kita selalu senantiasa hidup yang rukun serta saling toleransi antara umat penganut agama cukup tinggi, tuturnya.
Sementara pada acara seminar, HAM dan kebebasan bergama/berkeyakinan, dengan narasumber Bupati Sorong Dr. Drs. Stepanus Malak, M.Si, Prof. Dr. Syamsul Arifin,M.Si, Guru Besar Sosiologi Agama universitas Muhammadiyah Malang, Dr.Budhy Munawar-Rachman, dari The Asis Foundation and Aktivis Living Values Education (LVE), Ahmad Anderson Miage, M.Pd.I. Kegiatan berlangsung penuh khidmat, aman, tertib dan lancar. Ujarnya. (rim/Red)