Lensapapua– Sagu merupakan tanaman khas Indonesia bagian Timur,Selain sebagai makanan yang biasa diolah menjadi Papeda,juga dapat diolah menjadi makanan kering atau dalam bentuk makanan yang lain. Kata Kepala dinas Perkebunan Kabupaten Sorong Ir.Moh Saidnur. Selasa 22/7.
Oleh karena itu Pemerintah daerah kabupaten Sorong mulai dari tahun 2013 oleh Dirjen BUN lalu telah melakukan penataan terhadap tanaman komoditi sagu dibeberapa tempat, seluas penataannya 300 Hektar dan pengembangannya 100 Hektar, karena dianggab Sagu merupakan komoditi yang akan menjadi komoditi primadona.Katanya.
Ia menambahkan, karena Sagu tumbuh secara liar,maka dalam penataannya dibentuk menjadi kebun Sagu yang betul-betul mempunyai nilai produksi yang tinggi.Agar hasil panennya dapat bergilir dalam satu rumpun,maka nya perlu ditata,Karena Sagu tumbuhnya ber-rumpun.
Sehingga para petani diharapkan supaya pada saat pengambilan Sagu bisa dengan baik,karena didukung dengan adanya hasil produksi tersebut, Bahkan di tahun 2014 Dinas Perkebunan mendapat alokasi dana dari Ditjen BUN untuk melakukan penataan lahan sagu seluas 100 hektare.
Hal ini terjadi penurunan karena berkembang untuk beberapa daerah,yang sebelum nya hanya di Papua Barat Kabupaten Sorong, Sorong Selatan, dan Kabupaten Bintuni, tapi sekarang sudah makin berkembang.
Sehingga mau tidak mau karena dananya terbatas, ditambah wilayah penataan sagu semakin bertambah sehingga luasnya semakin menurun. Tetapi bagi kami, itu tidak menjadi masalah, yang penting bagaimana tanaman sagu ini betul-betul bisa dimanfaatkan lebih kena sasaran,Artinya saat ini masih dimanfaatkan untuk menjadi makanan biasa. ujarnya.
Beberapa waktu lalu dirinya sempat berbicara dengan seorang Professor Dose dari IPB,kita mencoba untuk mengkaji sagu ini agar bisa diolah menjadi gula sagu (glucose) yang tentunya akan melalui pelatihan. Dan mudah-mudahan tahun 2015 kita anggarkan untuk pelatihan nantinya.
Karena Sagu sudah masuk pada komodi-komoditi produk yang lain, maka kita sangat berharap agar Sagu tersebut dapat diolah menjadi Gula Sagu,karena menurut Professor hal tersebut sangat mudah. Akan tetapi tentu harus didukung dengan sumberdaya manusianya.Yang tentunya dalam hal ini masyarakat sudah menyambutnya dengan baik. Terangnya. (Red)