Dua Anak Negeri Pimpin Kabupaten Tambrauw

banner 120x600
banner 468x60

banner 325x300

Lensapapua– Awalnya di wilayah utara dari Kabupaten Sorong ini dikenal  dengan wilayah pedalaman boleh dibilang sangat tertinggal, karena tidak tidak diperhatikan aspek pembangunan diberbagai bidang kensentrasi, tapi setelah adanya pemekaran daerah otonomi baru Kabupaten Tambrauw, dan dipimpin olehdua  anak negeri sendiri, yakni Bupati Gabriel Asem, SE, M.Si dan Wakil Bupati,  Yohanis Yembra, S.Sos banyak melakukan berbagai perubahan, ujar tokoh intelektual muda dari Distrik Miyah,Marius Hae,AMk, SST, ketika ditemui media ini di Sausapor, Rabu (14/8).

Pada awalnya,  tidak ada bayangan bahwa daerah ini bisa terjadi perubahan atau tidak? Ia mencontohkan, infrastruktur jalan dari Sausapor  bisa menembus di Distrik Fef, Miyah, dan  bahkan bisa terakses hingga Manokwari dan merupakan hal yang luar biasa adanya perubahan yang sangat besar, jelas Marius Hae, aktifitas kesehariannya sebagai Inspektur Pembantu Wilayah III Kabupaten Tambrauw. Dengan melihat perkembangan itu, saya merupakan salah satu tokoh intelektual muda asal Miyah memberi aplaus dan apresiasi atas kinerja kedua pejabat, baik Bupati maupun Wakil Bupati Tambrauw.

Pertimbangan lainnya, bahwa mentalitas dari kedua pejabat kepala daerah sebagai anak negeri tentu ada berbagai langkah terobosan yang harus mereka lakukan untuk suatu langkah perubahan. “Kalau bukan berkat anak negeri tidak mungkin perubahan bisa terjadi secepat ini,” akuinya.

Ia mengakui, untuk membangun daerah yang baru seperti Kabupaten Tambrauw memang butuh waktu yang lama dan memerlukan biaya yang sangat besar, karena daerah ini sangat fariasi, atau kata orang Jawa kue nagasari.Dengan letak geografis yang cukup terjang  maka untuk membangun daerah ini tidak cukup 5 atau 10 tahun saja, tapi membutuhkan dukungan penuh dari masyarakat pribumi disamping alokasi biaya yang sangat besar.

Dukungan dari  segenap elemen  masyarakat sebagai kekuatan besar  bagi Pemkab Tambrauw dalam rangka mendukung planning (rencana) kerja  dari kepala daerah. “Tapi kalau tidak didukung oleh masyarakat biar kedua anak negeri  ini memiliki niat dan komitmen yang kuat untuk mengadakan perubahan daerahnya, maka hal itu tidak akan terjadi, imbau Marius Hae mengakhiri bincangnya. (yumte/rim/Red)

 

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.