Bank Indonesia Sebagai Advisor Bagi Pemerintah

banner 120x600
banner 468x60

Ias Ari Mahaputra.Naibaho. Analisis unit akses keuangan dan UMKM. Bank Indonesia.

Lensapapua–  Kegiatan Focus Group Discussion (FGD) adalah sebuah penelitian yang dilakukan oleh Bank Indonesia (BI) secara rutin setiap lima tahun sekali,  karena salah satu fungsi BI adalah Moneter dan menjaga Inflasi dan di BI pusat ada departemen pengembangan akses Keuangan dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), kata Ias.A.M.Naibaho, salah satu tenaga Analisis unit akses keuangan dan UMKM di BI. Kamis (30/10).

banner 325x300

Dalam UMKM ada perencanan Metodologi dan penelitian yang tepat, salah satunya adalah Komoditas,Produk, Jenis usaha Unggulan (KPJU) yang menentukan kira-kira komoditas apa yang ada disetiap provinsi yang ada diseluruh Indonesia ini, dengan harapan hal ini bisa dijadikan sebuah landasan bagi satuan kerja perangkat daerah (SKPD) terkait dan perbankan atau dunia usaha serta pelaku UMKM, karena kami juga sebagai Advisor bagi pemerintah,  kata Ias.

Ias menambahkan, BI tidak menargetkan jenis komoditas, yang lebih diinginkan dalam hal ini adalah komoditas apa yang lebih berpotensi di Papua Barat, karena BI sudah merilis beberapa kriteria komoditas seperti penyumbang inflasi dan juga komoditas yang mampu menyerap tenaga kerja, olehnya itu kita mau lihat di Papua Barat ini adakah komoditas yang termasuk dalam penyumbang inflasi tersebut, misalnya di komoditas inflasi yang top five saat ini adalah Cabe dan Bawang, jika hal ini ada di Papua Barat maka nanti akan di Advice ke pemerintah, untuk bagaimana agar bisa dikembangkan, bebernya.

Nah untuk mendapatkan permodalan bagi pelaku-pelaku ekonomi, menurut tanggapan Ias, didaerah ini ada sedikit permasalahan dalam memberikan bantuan, karena budaya disini jika diberikan bantuan dianggab hibah, hal ini secara otomatis menjadi dilemma bagi Perbankan untuk menyalurkan permodalan, karena masih terbentuk Mainset yang telah membudaya, sehingga hal ini akan menimbukan permasalahan, terang Ias.

Seperti contoh, jika kita gunakan atas rasa percaya saja seperti metode Microfines nya luar negeri maka Perbankan akan susah, tetapi jika kita gunakan metode peminjaman secara tradisional yakni meminjamkan sesuatu dengan jaminan biasanya disini jaminannya itu kurang erijible untuk mendapatkan pinjaman, contoh Sertifikat tanah berdasarkan hukum adalah milik per-orangan, tetapi didaerah ini biasanya adalah tanah ulayat dalam arti milik kelompok, maka jika dijaminkan ke Bank tentu tidak bisa karena hak kepemilikan atas tanah tersebut adalah hak milik bersama, sehingga hal ini lah yang menjadi dilemma.

Apalagi Bank BNI, Bank Mandiri dan Bank-Bank lainnya adalah Bank umum yang tujuannya adalah profit dalam hal ini mencari keuntungan, sehingga jika memberikan pinjaman tanpa mendapatkan keuntungan tentu mereka tidak akan layani, tetapi kalau Bank Indonesia yang non profit pada dasarnya bertujuan untuk mendorong pelaku-pelaku ekonomi maupun masyarakat untuk bisa lebih maju, kata Ias.

Ias menambahkan, pada dasarnya sesuai dengan skop kebijakan dan strategis, BI selalu mendorong/mengarahkan  pada  bank-bank lainnya untuk bisa lebih terbuka dalam memberikan bantuan bagi masyarakat pengusaha kecil-kecilan, untuk pemberian kredit meskipun terkadang ada kendala yang institusional dan budaya, tetapi dalam pemberian kredit beberapa tahun terakhir ini sudah jauh lebih maju terutama  kredit usaha kecil seperti KUR paling tinggi dari Bank BRI dan permasalahan MPL atau kredit macet sudah semakin minimal dan data akuratnya tentu ada dimasing-masing Bank tersebut, tambah Ias.

Sementara kendala lebih lanjut adalah pelaku ekonomi UMKM yang kreditnya lancar hanya pendatang, sementara di Papua ini sedang ditingkatkan “Papua bangkit mandiri dan sejahtera” yakni lebih difokuskan pada orang asli Papua, dengan harapan porsinya  “orang Papua bisa lebih banyak lagi yang mengajukan kredit dibandingkan pendatang”, pungkas Ias. (Red)

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.