Polisi Gendut Segera Menyusut, Kapolda : “Wajib Lari Seminggu 3 Kali”

banner 120x600
banner 468x60

 

Kapolda Papua Barat Drs.Martuani Sormin M.si (fto.ian)

MANOKWARI, Lensapapua — Menindak lanjuti Sikap Tegas dari sang Kapolri Jenderal Tito Karnavian yang sebagaimana pernah mengatakan, setiap anggota Polri wajib mempunyai kemampuan bela diri tangan kosong dan postur tubuh yang ideal, Kapolda Papua Barat Brigjend Pol Drs. Martuani Sormin M.si, dalam arahan adpel di halaman mapolda papua barat, Rabu (22/3) kembali mengingatkan kepada jajaran anggota polri pada tubuh polda papua barat, agar selain memiliki dedikasi dan jiwa sebagai petarung dalam menjaga tertib kamtibmas juga tidak boleh memiliki tubuh yang kelebihan kapasitas (over load).

banner 325x300

Seraya seperti ingin berkata polisi yang gendut (over load) harus banyak mempunyai rutinintas positif seperti olahraga agar dapat menyusutkan (mengidealkan) badannya agar sesuai dengan porsi serta siap menghadapi tantangan.

“Anggota polisi tidak boleh gendut-gendut. Kalau gendut tidak bisa mengejar tersangka lari. Semua harus ramping agar bisa kejar tersangka,” pungkasnya.

Pasalnya, menurut Kapolda, tugas polisi adalah melawan kejahatan, bukan orangnya, sehingga dalam setiap menangani kejahatan, pelaku diupayakan untuk dilumpuhkan bukan dimatikan.

” Jadi Yang Gendut – gendut harus bersiap untuk lari yah, nanti diatur oleh kabid propam. Minimal seminggu 3 kali. Saat tengah hari sekalipun. Siap yah??,”Tegas Jendral bintang satu ini dan sambil mengarahkan ketegasannya kepada Kabid Propam Papua Barat.

Sebelumnya juga saat memberikan materi pembekalan bagi bintara baru T.A. 2016/2017 Martuani juga sempat memberikan selayang pandang kepada Anggota Bintara baru ini melalui video terkait anggota yang tidak disiplin waktu, dan tengah berlari mengejar tersangka dengan berat badannya yang besar (gendut,red).

Martuani Sormin, Kepala Kepolisian Daerah Papua Barat ke-3 Petahana yang mulai menjabat sejak 12 Desember 2016 lalu ini, juga sangat memuji anggota bintara barunya yang memiliki Kemampuan beladiri. Menurutnya, bagi anggota Polri penting untuk memperkuat kemampuan penggunaan kekuatan tangan kosong dan senjata tidak mematikan dalam melumpuhkan pelaku kejahatan.

“Jadi kalau tidak perlu, tidak perlu digunakan kekuatan yang mematikan. Jangan sampai orang baru mabuk sedikit, terus ditembak mati, kasus nantinya. Orang yang mabuk lumpuhkan dengan karate atau gigit saja telinganya itu atau mandikan dia,” ujarnya.

Sebut mantan Karopaminal Divpropam Polri, yang pada 2016 lalu  terlibat langsung mengamankan kejadiam Bom Bunuh Diri di Sarinah Building, Thamrin, Jakarta Pusat hingga menghantarkan Bintang satu dipundaknya juga menuturkan, penggunaan bela diri tangan kosong dan penggunaan senjata tidak mematikan diakui belum tersosialisasi dengan baik di lingkungan kepolisian.

” Saya berharap para anggota nantinya dapat terus belajar dengan baik, agar bisa lebih meningkatkan kemampuan tersebut.

Pada kesempatan tersebut, Kapolda Martuani juga menegaskan, agar anggotanya tidak kelebihan berat badan karena akan sulit bergerak jika harus melumpuhkan pelaku kejahatan. (ian)

 

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.